Batamclick.com, TL (21), perempuan muda yang berprofesi sebagai pekerja seks komersial ( PSK), terjaring razia di Kota Tasikmalaya, Senin (1/3/2021) dini hari.
Ia dibawa ke kantor Satpol PP Kota Tasikmalaya untuk dimintai keterangan. Beberapa pekan yang lalu, TL juga sempat terjaring razia di depan sebuah hotel di Tasikmalaya.
Saat ditangkap, TL dalam kondisi hamil tua anak ketiganya. Dia terpaksa menjadi PSK karena harus menghidupi dua anaknya yang masih balita.
Anak pertama masih berusia 4 tahun dan adiknya berusia 2 tahun. Ia saat ini sedang mengandung 7 bulan.
Setiap malam, ia biasanya berdiri di trotoar sekitar Jalan Mayor Utarya, depan PLN Kota Tasikmalaya, untuk menggaet pelanggan.
Cerai setelah suami kabur entah ke mana
TL bercerita, ia menjadi tulang punggung keluarga setelah suaminya kabur entah ke mana meninggalkan ia dan dua balitanya.
Dalam kondisi hamil, TL bercerai dengan suaminya. Ia sendiri mengaku bahwa ibunya mengetahui profesinya sebagai PSK.
“Suami kabur entah ke mana. Gimana lagi saya soalnya kepala keluarga. Saya enggak bisa kerja apa-apa lagi selain begini,” jelas TL saat dimintai keterangan di ruang interogasi Pol PP Kota Tasikmalaya, Senin (1/3/2021) dini hari.
“Saya baru cerai sama suami udah seminggu ini. Pekerjaan saya selama ini mamah tahu,” tambahnya.
Ia bercerita terjun ke dunia malam setelah ditawari bekerja menjual diri.
“Saat itu saya sedang bingung usai cerai, sedangkan saya butuh biaya buat kebutuhan sekolah kedua anak saya. Terus datang teman saya dan menawarkan cari uang dengan cara jual diri. Saya ikut dan begini jadinya,” kata dia.
TL pun mengaku setiap malam di masa pandemi ini hanya mendapatkan uang Rp 100.000 sampai Rp 150.000.
Ia mengaku sedang sepi pelanggan karena masa pandemi. Jarang pria berlalu lalang di wilayah perkotaan karena aturan ketat pencegahan Covid-19.
Ingat anak, tak pernah lama saat mangkal
TL bercerita ia tak pernah lama mangkal saat cari pelanggan. Dia akan segera pulang setelah mendapatkan uang dari satu atau dua pelanggan.
Ia mengaku selalu ingin cepat pulang dan berkumpul bersama keluarganya jika telah membawa sejumlah uang.
Uang tersebut akan digunakan untuk makan dan jajan anak-anaknya.
“Saya enggak berpikir besar atau kecilnya dapat uang. Setelah saya dapat uang untuk bekal anak-anak meski satu kali melayani, saya langsung pulang. Yang penting saya ada buat jajan dan makan anak-anak,” ujar dia sambil menutupi wajahnya.
TL menjadi PSK hanya saat malam hari. Siang hari, TL seperti laiknya ibu rumah tangga yang mengasuh anak-anaknya.
“Saya butuh uang untuk kebutuhan hidup. Anak saya sudah dua ditambah sekarang saya hamil tua. Meski hamil saya mengaku menjual diri dan berhubungan sama pelanggan.”
“Saya baru 6 bulan begini setelah cerai sama suami,” jelas TL.
Ia tak berpikir panjang dari pekerjaanya sebagai PSK karena yang terpenting bagi TL adalah membesarkan anak-anaknya.
“Saya enggak mikir apa-apa lagi, bagaimana caranya anak-anak saya bisa makan besok,” tambahnya.
Mendapatkan pembinaan
Sementara itu, Kepala Seksi Dal Ops PP Kota Tasikmalaya Sandi A Suguh membenarkan jika ada dua PSK jalanan yang terjaring razia tim patroli rutin dan langsung dibawa ke markas untuk didata dan dibina.
Keduanya berasal dari wilayah Kota Tasikmalaya dan sengaja datang ke lokasi mangkal setiap malam.
“Mereka ada yang pernah ditangkap dan dilakukan pembinaan, tapi mereka melakukannya lagi. Kami pun akan terus melakukan operasi rutin untuk memberantas jenis-jenis penyakit masyarakat,” pungkasnya.
(dekk)
sumber: kompas.com