Natuna  

DLH Natuna Kekurangan Sarana dan Prasarana Pengangkut Sampah

BATAMCLICK.COM, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Natuna, menyebut masih kekurangan sarana dan prasarana pengangkut sampah.

Sarana dan prasarana pengangkut sampah yang dimiliki saat ini hanya 3 truk, 12 motor tossa, dan cuma didukung 8 kontainer bak penampungan sementara, 1 unit alat berat ekskavator serta 70 orang tenaga kebersihan.

Boy Wijanarko Varianto selaku Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Natuna mengatakan, dengan hanya didukung sarana dan prasarana saat ini, tentunya penanganan sampah dari Tempat Penampungan Sementara (TPS) ke Tempat Penampungan Akhir (TPA) kurang efektif.

“Meski demikian Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Natuna, tetap berupaya agar sampah yang berada di Tempat Penampungan Sementara (TPS) bisa terangkut ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA),” ungkap Boy Wijanarko, beberapa waktu lalu.

BACA JUGA:   Wagub Marlin Kunjungi Natuna, Berbagi hingga ke Desa-desa

Untuk efisiensi sarana dan parasana penanganan sampah, idealnya adalah 5 hingga 10 truk, belasan motor tossa, dua ekskavator dan 100 petugas kebersihan.

“Kalau untuk efisiensinya tentu sangat kurang. Namun kita tetap berupaya lingkungan warga tetap bersih dari sampah,” ujar Boy Wijanarko.

Bahkan dari armada tersebut kata Boy ada yang afkir atau sudah berumur tua, dan tak layak beroperasi.

“Dengan armada yang minim tersebut mau tak mau yang tak layak pakai dipaksa berjalan. Dan sampah di tempat pembuangan sementara bisa terangkut semua,” kata dia.

Pada tahun ini sebut Boy Wijanarko, anggaran untuk pengelolaan sampah hanya sebesar Rp.1.948.405.000 miliar yang diperuntukan dalam pengelolaan sampah.

BACA JUGA:   Wakil Bupati Natuna Terima Program pengembangan CSR SKK Migas

Dengan anggaran sebesar itu, ujar Boy Wijanarko, DLH Natuna baru bisa mengelola dan melayani pembuangan sampah disekitar ibu kota Ranai saja, yang meliputi kecamatan Bunguran Timur, Kecamatan Pulau Tiga, Pulau Tiga Barat dan Sedanau.

“Sementara untuk kecamatan Serasan, Miadai dan Subi masih belum,” ujar Boy Wijanarko.

Kalau dilihat dari laju pertumbuhan sumpah tambah Boy Wijanarko dari waktu ke waktu semakin meningkat. Hal itu terlihat dari grafik pengelolaan sampah di Kota Ranai saja mencapai 4 ton hingga 15 perharinya.

“Kalau di hitung, sampah di kota Ranai saja, lebih dari 120 Ton pertahun. Dengan sarana dan prasarana penunjang serta anggaran yang minim saat ini, tentunya pengelolaan sampah jauh dari sempurna,” sebut Boy Wijanarko.

BACA JUGA:   Kunker ke Natuna, Gubernur Ansar Sekaligus Buka Musrenbang Natuna 2023

Meski tak didukung sarana dan prasarana yang memadai terang Boy Wijanarko, pihaknya tetap melayani penanganan sampah bahkan untuk pulau terluar, seperti pulau tiga, pulau tiga barat dan pulau sedanau.

“Namun baru mampu mengangkut sampah dipulau-pulau itu sebesar 40 persen saja,” terang Boy Wijanarko.

Boy Wijanarko berharap agar sarana dan prasarana penanganan sampah kedepanya lebih memadai.

“Kalau sarana dan prasarana kurang, bagaimana kita mau menciptakan lingkungan yang bersih. Maka dari itu kita harapkan di tahun berikutnya sarana dan prasarana di DLH ini lebih memadai dan lebih lengkap,” harap Boy Wijanarko.

Sumber: POSMETRO

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *