BATAMCLICK.COM: Menjelang siang dua hari lepas, tetiba perut keroncongan, saya mengecilkan AC, karena saya fikir sejuknya ac itu yang mengundang lapar. Ternyata saya salah, rupanya memang sudah siang, lima menit lagi jam 12 tengah hari.
“Sabar ya, habis sholat kita cari tempat makan,” bisik saya pada perut.
Mobil saya belok kan ke arah green land. Mau ke masjid Shiratal Mustaqim, tapi dari parkir ke masjid pasti harus berlari, apa lagi hujan cukup deras.
“Oh, ke Baitul Rohim aja dekat empang, bisa langsung parkir di halaman masjid,” celetuk saya dalam hati, (maklum jalan sendiri).
Usai sholat dzuhur, saya mulai putar ingat, mau makan dimana?
Pertama yang terlintas Ranah Minang, warung makan padang di sebelah Hotel Harmoni One, ayam kampung gorengnya mak oiy…. Gurih, apa lagi dipadu dengan gulai daun ubi asap dan sambal hijau mentah… Ampon..
Tapi… Saya teringat baru dua hari yang lalu makan dengan menu itu di sana. “Cari yang lain lah,” gumam saya.
Akhirnya sambil berjalan pelan, mata saya tertuju pada sejumlah spanduk kecil-kecil di sepanjang ruko Green Land. Spanduk pertama bergambar sepiring nasih dengan ayam goreng, bertuliskan “Nasi Kebuli Burhani 30K”.
Jarak 10 meter ke depan, ada lagi spanduk “Es Lemon Tea 12K”. Berikutnya “Kopi Kekinian 18 K” berikutnya “Kopi Pandang 22K” begitu spanduk-spanduk itu mengarahkan mata saya, dan akhirnya tertuju pada sebuah Ruko bernomor C9, dengan plang yang besar “Nasi Kebuli Burhani”.
Saya kenal Burhan yang ini. Pasti saya kenal, dia teman saya sejak awal tahun 2000-an. Aktivis sosial, sempat nyemplung di dunia politik dan pernah merasakan empunya kursi di Gedung Dewan Dompak, kini kembali fokus di dunia kuliner.
“Usaha kuliner enaknya bisa sambil bantu yang membutuhkan,” jawabnya sambil mengembangkan senyumnya yang khas.
Burhanuddin Nur, pernah dikenal dengan Burhan Sahabat Budi. Dia pemilik Anjung Asam Pedas di Puja Sera M8, Mega Legenda dan Tiban Centre. Ternyata dia juga Owner Nasi Kebuli Burhani.
“Mau makan apa? Nasi Kebuli atau Asam Pedas?” Tanyanya.
Tentu saya pilih nasi kebuli, karena asam pedas anjung sudah sering saya santap.
“Kambing atau ayam?” Dia memberi pilihan untuk lauk nasi kebuli.
Saya pilih ayam, karena mulai mengurangi mengkonsumsi daging baik sapi maupun kambing.
Sambil nunggu pesanan kami ngobrol ringan tentang menu baru ini.
“Nasi kebuli ini bumbunya dari Jakarta, memang khusus kita datangkan ke Batam,” sebutnya.
Ada satu menu spesial yang terpaksa dihentikan sejenak.
“Sebenarnya ada Nasi Mandi, itu ada bumbu yang kami datangkan dari Malaysia, tapi karena sekarang lagi covid dan kapal ferry khusus penumpang tak jalan, ya terpaksa kami hentikan sementara, dari pada pelanggan kecewa karena rasanya beda,” sebut Burhan.
Saya tak ingin membahas Nasi Mandi, walaupun sebenarnya saya sangat kepingin menyantap itu, apalagi kata Burhan, nasi mandi itu salah satu prosesnya menggunakan bara arang yang dicelupkan dalam minyak khusus, dan asap-asap itulah yang dipengap bersama nasi.
“Aromanya dapat, sangat spesial dan alami,” sebutnya yang bikin saya telan ludah.
Baru cerita sikit, nasi kebuli pun datang.
Nasi khas India (beras panjang) dimasak bersama rempah seperti cengkeh, kapulaga (yang saya nampak) dan kismis (anggur kering kenyal).
Lihatnya saja sudah mau jatuh ludah saya.
“Sambil makan ya bang,” ujar saya pada Burhan, karena saya dah tak tahan lagi.
Begitu nyenggol lidah…. Wow… Nendang betol, semuanya dapat. Rasa khas nasi panjangnya dapat, rempah-rempah pengharumnya pun terasa, manis asam kismisnya menggoda dan lidah saya mengecap nikmatnya minyak sapi di sana.
“Pas mantap,” ujar saya sambil acungkan jempol ke Burhan. Dia pun hanya melemparkan senyum… Seperti Burhan yang bertahun-tahun saya kenal, paling senang kalau dipuji…hehehehe (tapi asli enak)
Sendok kedua ketiga dan seterusnya menjadi hal yang menyenangkan, sampai tak terasa keringat mulai bercucuran, panas rempah dicampur sambal merah dan segar acar menjadi satu bagian yang saling “menari” di dalam mulut.
Ayam goreng emasnya pun begitu gurih dan nikmat. Sampai-sampai tak terasa sudah tiba di suapan terakhir.
Kalian wajib coba Nasi Kebuli Burhani ini, sensasi kenikmatan yang disajikan tak ada duanya.
“Kalau pakai kari kambing lebih mantap lagi, mau coba?” tawarnya.
“Alhamdulillah… Dah kenyang way, besok luse lagi,” ujar saya sambil senyum.
So, yang hari ini belum ada rencana makan siang, segera merapat ke Nasi Kebuli Burhani, Ruko Green Land, Batamcentre, dekat dengan Morning Bakery.
Nasi Kebuli Burhani juga menyediakan layanan Drive Thru. Konsumen yang ingin beli bungkus bawa pulang, tidak perlu turun ke warung, cukup berada di dalam mobil saja.
“Maklum, lagi pandemi, jadi yang mau beli bungkus, nggak perlu turun lagi,” katanya.
Selain itu, Nasi Kebuli Burhani juga bisa dipesan melalui aplikasi GoFood, dan GrabFood. Mudah kan… Jom kita santap Nasi Kebuli Burhani…(bos)