BATAMCLICK.COM, Pengerukan Waduk Seiharapan, Sekupang, sudah dimulai beberapa waktu lalu. Seperti yang sudah pernah diberitakan, waduk ini terancam krisis air, karena pendangkalan yang berlangsung sejak lama.
โPengerukan Waduk Seiharapan dengan dredger sudah dimulai. Tujuannya yakni agar daya tampungnya kembali seperti semula, setelah lama mengalami sedimentasi,โ kata Kepala Biro Humas, Promosi dan Protokol BP Batam, Dendi Gustinandar, Minggu (28/2/2021) seperti yang diberitakan Harian Batam Pos.
Waduk ini merupakan waduk pertama yang dibangun di Kota Batam dan mulai beroperasi pada 1979.
Luas permukaannya mencapai 87,64 hektare. Dengan luas genangan mencapai 75 hektare.
Waduk Seiharapan diketahui memiliki volume tampung hingga 3.637.000 meter kubik dan digunakan untuk memenuhi kebutuhan air baku di wilayah Sekupang, Marina, dan sebagian Tiban.
Pantauan Batam Pos, kapal dengan mesin dredger terlihat hilir mudik di waduk pertama Batam tersebut.
“Pekerjaan normalisasi waduk tersebut dilaksanakan bekerja sama dengan Badan Wilayah Sungai (BWS) Sumatera IV, Kementerian PUPR yang akan dilaksanakan secara bertahap untuk meningkatkan tampungan waduk tersebut,โ
tuturnya.
Kegiatan itu ditargetkan dapat mengeruk 1 juta meter kubik tanah yang terendam di Waduk Seiharapan.
Dana yang dibutuhkan untuk melakukan pengerukan berasal dari dana Dam Operational Improvement and Safety Project (DOISP) yang dikelola oleh Kementerian PUPR.
Selain itu, banyaknya pembakaran hutan di sekitar waduk tersebut merusak daerah tangkapan air (DTA). Karena, DTA yang terlanjur rusak, maka tidak ada pohon yang dapat menampung air hujan untuk dialirkan ke dalam waduk.
Ditambah lagi, kemarau tahun lalu, dimana curah hujan yang
turun sangat sedikit sekali. Air surut di waduk tersebut sudah bisa membuat bagian tanah yang seharusnya berada di bawah air terlihat dan semakin luas.
Genangan air hanya terlihat berada di bagian tengah waduk. Hal tersebut menandakan ketersediaan air baku yang ada semakin tipis.
Surutnya air baku di dalam waduk, dipengaruhi oleh beberapa faktor yang signifikan, diantaranya sedimentasi (pendangkalan) mencapai 1 juta meter kubik per 2017.
Sumber: BATAMPOS