Jembatan yang Tak Jelas

Robby Patria, Tenaga Pengajar UMRAH

Batamclick.com, Rencana membangun Jembatan Batam Bintan nyaris sirna karena di penghujung jabatan Presiden Joko Widodo, anggaran pembangunan fisik jembatan tidak masuk dalam APBN 2024.

Kita akan menunggu presiden baru terpilih nanti apakah akan mau mewujudkan pembangunan jembatan itu atau dihilangkan. 

Karena konsentrasi pemerintah saat ini selain membangun infrastruktur jalan raya, tol, dan irigasi, kemiskinan, Jokowi fokus menyelesaikan proyek raksasa Ibu Kota Negara (IKN) di Pulau Kalimantan. 

Anggaran untuk IKN saja menelan anggaran lebih kurang Rp500 triliun. Kondisi utang Indonesia yang sudah menembus angka Rp8.000 triliun sudah diwarning oleh Bank Dunia bisa menimbulkan krisis ekonomi baru untuk Indonesia. 

BACA JUGA:   Kepa Bahagia Lagi di Chelsea

Dengan faktor utang yang sudah menumpuk, kemudian banyak duit APBN tersedot ke IKN, bisa jadi rencana pembangunan jembatan Babin itu tinggal wacana yang terus kita ingat ingat.

 Kenapa wacana, karena kita dibawa menghayal dua pulau besar di Batam dan Bintan dihubungkan dengan jembatan. 

Sehingga warga membayangkan naik mobil, naik sepeda, naik motor, atau bahkan rute jogging. 

Untuk sementara ini membayangkan jembatan Babin sesuatu yang menarik. Apalagi naik feri saat ini memerlukan waktu lebih dari 1 jam. Feri laut tiba tiba melambat dari biasanya. Tapi tiket naik. 

BACA JUGA:   Amsakar Hadiri Ground Breaking The Icon Central, Sambut Kebangkitan Ekonomi Batam

Bagi yang memiliki kendaraan roda empat, mereka lebih senang ke Batam lewat Tanjung Uban dengan menggunakan speed boat. 

Hanya 15 minute sampai ke Batam. 

Jadi, tidak ada masalah sebenarnya apakah ada jembatan atau tidak ada jembatan Babin. Semua tetap normal saja. Anda mau balik jam 03.00 pagi pun dari Batam ke Pulau Bintan tetap bisa asalkan mencarter speed sebesar Rp600 ribu sekali jalan. 

Dari zaman sebelum merdeka, Batam dan Pulau Bintan, Singapura hingga Malaysia sudah terkoneksi melalui budaya bahari. Kapal kapal sampan lalu lalang di perairan tersebut. Tak ada yang baru. 

BACA JUGA:   Kupas Daging Rajungan, Hal Baru Bagi Serda Subakir

Yang benar benar tak terpikirkan oleh warga adalah menghubungkan dua pulau dengan jembatan. Sejak 2004 didengungkan calon gubernur Ismeth Abdullah ketika itu hingga dia jadi gubernur pertama Kepri. Bahkan, sampai kampanye gubernur 2024, wacana proyek jembatan Babin itu masih dijual. 

Dan kita semua terhibur dengan wacana itu. 

Lihat saja kampanya pilkada 2024. Masih muncul. Di kampanye presiden 2024, baik Prabowo, Anies dan Ganjar tidak pernah menyebutkan proyek itu. 

Apakah tanda tanda ketiganya tidak tahu ada wacana Jokowi itu? Kita tunggu saja. 

Robby Patria, Tenaga Pengajar UMRAH