BATAMCLICK.COM, Pedagang kaki lima di pinggir jalan Trans Barelang, Sagulung sudah ditertibkan. Saat ini, tidak ada lagi yang berjualan di lokasi tersebut. Namun, pemilik rumah yang terkena dampak penataan jalan ini memberi protes kepada pemerintah.
“Jeritan warga yang terkena dampak pembangunan jalan Simpang Barelang. Kepada Pemko Batam berikan kami solusi terbaik, sebuah usaha supaya anak dan istri kami bisa hidup dan tidak kelaparan,” kata kata tersebut berada persis di pinggir jalan.
Apsirasi masyarakat yang dituliskan di papan triplek ini didirikan persis di pinggir jalan Simpang Barelang, jumlahnya ada belasan. Warga juga menyampaikan bahwa ukuran jalan tidak sesuai dengan Rapat Dengar Pendapat (RDP) yang sudah dibahas sebelumnya.
“Papan ini sudah dibuat sejak kemarin. Ini merupakan upaya warga supaya mereka mendapat perhatian,” ucap Sardin, seorang warga yang dijumpai di lokasi.
Sardin menyebut, kios yang dulunya berdiri di pinggir jalan Trans Barelang sudah diratakan semua. Namun demikian, tim terpadu harus membongkar rumah yang berada di sekitar pembangunan jalan
“Sebagian warga juga ada yang komplain, sebab pengukuran jalan tidak sesuai dengan RDP,” pungkasnya.
Sebelumnya, Anggiat Sinaga warga sekitar mengatakan dalam RDP, pelebaran jalan sekitar radius 30 meter. Tapi setelah diukur, pengerjaan jalan sampai hingga radius 80 meter dari jalan utama.
“Tentu saja rumah yang kena dampak akan bertambah banyak lagi. Sebelumnya, rumah yang sudah didata ada 115 unit. Rumah tersebut akan dibongkar untuk pelebaran jalan,” ucapnya.
Anggiat Sinaga melanjutkan, setelah dilakukan pengukuran jalan, maka ditafsirkan rumah yang kena dampak mencapai 175 unit. Warga berharap supaya pelebaran jalan dilakukan sesuai dengan RDP, yang sudah di bahas sebelumnya.
“Warga tidak menghalangi pemerintah untuk melakukan penataan jalan. Tapi tolonglah supaya warga diperhatikan,” pungkasnya.
Sumber: POSMETRO