Dari Hati ke Hati di Ujung Madura, Saat Jenderal Rudy Menyapa Sumenep

BATAMCLICK.COM – SUMENEP: Rabu pagi yang cerah di ujung timur Pulau Madura menjadi saksi langkah pertama seorang jenderal bintang dua menginjakkan kaki di tanah para raja. Mayjen TNI Rudy Saladin, M.A., Pangdam V/Brawijaya, untuk pertama kalinya mengunjungi Kabupaten Sumenep — wilayah kepulauan yang kaya sejarah dan budaya.

Kedatangannya bukan sekadar kunjungan dinas. Ada getar hangat yang terasa saat alunan musik tradisional dan tarian selamat datang menyambutnya. Di tengah keramahtamahan masyarakat, Pangdam hadir tak sekadar sebagai pejabat, tapi sebagai sosok yang ingin mendengar langsung denyut nadi rakyat di perbatasan.

Sumenep, Pintu Timur yang Dijaga dengan Hati
“Sumenep memiliki peran strategis dalam pertahanan wilayah. Saya ingin melihat langsung kondisi satuan sekaligus merasakan bagaimana masyarakat hidup di sini,” ujar Mayjen Rudy, dalam pernyataannya, Minggu (8/6/2025).

Kunjungan itu dirancang menyentuh banyak sisi. Selain melihat kesiapan prajurit, Pangdam juga menyempatkan diri melebur bersama masyarakat. Salah satu momen paling hangat terjadi saat ia ikut melepas pawai takbir keliling bersama Bupati Sumenep, Achmad Fauzi Wongsojudo.

BACA JUGA:  Plt. Gubernur Marlin Silaturahmi dengan Kapolda Kepri dan Danrem 033 WP

Disambut dengan Doa dan Harapan
Ratusan warga rela berdiri di pinggir jalan, menanti iring-iringan takbir yang dilepas langsung oleh Pangdam. Bagi masyarakat, khususnya yang tinggal di pulau-pulau kecil, kehadiran seorang jenderal di tengah mereka adalah sesuatu yang langka. Kehadirannya bagaikan angin segar — menyapa, mendengar, dan hadir sepenuh hati.

Usai pelepasan pawai, Pangdam tampak akrab berbincang dengan Bupati. Dari kearifan budaya lokal hingga sejarah panjang Sumenep, semua menjadi bagian dari dialog hangat malam itu.

Menyusuri Pesisir, Menyentuh Nurani
Tidak hanya di daratan utama, Pangdam juga mengunjungi Pulau Gili Genting. Di sana, ia berdialog dengan warga dan kalangan muda. Suasana malam di pesisir berubah menjadi ruang diskusi terbuka tentang nasionalisme, menjaga lingkungan, hingga bahaya narkotika yang mengintai jalur kepulauan.

BACA JUGA:  Amsakar Gandeng PCNU Wujudkan Batam Madani hingga Menjadi Pusat Investasi dan Pariwisata

“Saya ingin pemuda di daerah kepulauan punya semangat juang, punya rasa cinta tanah air yang tinggi,” ucapnya, di hadapan para pemuda Gili Genting.

Pesan itu tak hanya menyentuh akal, tapi juga hati. Banyak anak muda yang antusias menyimak dan menyimpan motivasi itu sebagai bekal untuk membangun daerah mereka.

Salat Id yang Membaurkan Pangkat dan Rakyat
Puncak kedekatan Pangdam dengan masyarakat Sumenep tampak jelas saat ia mengikuti salat Idul Adha di Masjid Jamik Sumenep. Takmir masjid dan para ulama menyambut hangat. Di dalam masjid tua yang menjadi ikon religius Sumenep itu, pangkat dan jabatan melebur dalam barisan shalat yang khidmat.

Usai salat, Pangdam menyerahkan hewan kurban melalui Takmir Masjid, dengan satu pesan: bagikan pada mereka yang paling membutuhkan. Amanah itu, menurut para pengurus masjid, menjadi simbol ketulusan seorang pemimpin yang tak hanya datang untuk melihat, tapi juga memberi.

BACA JUGA:  RK bertemu Prabowo dan Jokowi jadi sinyal dukungan di Pilkada

Keteladanan yang Meninggalkan Jejak
Ketua PW GP Ansor Jawa Timur, H. Musaffa Safril, mengaku terkesan dengan kerendahan hati Mayjen Rudy. Ia yang ikut mendampingi kunjungan sang jenderal, menyaksikan langsung bagaimana seorang pemimpin bisa begitu dekat dengan rakyat.

“Ini bukan sekadar kunjungan kerja. Ini adalah bentuk nyata perjalanan merawat Indonesia — dari pulau ke pulau, dari hati ke hati,” ujarnya penuh haru.

Mayjen Rudy telah kembali ke posnya. Tapi bagi masyarakat Sumenep, terutama mereka yang tinggal di pulau-pulau kecil, kehadirannya meninggalkan jejak yang tak akan lekang: bahwa negara hadir, dan bahwa seorang jenderal pun bisa bicara dengan bahasa hati.

Sumber: Pendam Brawijaya