BATAMCLICK.COM: Di setiap daerah, Satuan Perlindungan Masyarakat (Satlinmas) perlu diberi pengetahuan dan peningkatan kemampuan sesuai tugas pokok dan fungsinya. Tupoksi yang juga cukup penting untuk Satlinmas adalah penanganan bencana. Karena itu Satpol PP dan Penanggungan Kebakaran Kepri memberi pemahaman lewat koordinasi dengan lima puluh anggota Satlinmas yang dilaksanakan di Awandari Resort, Kecamatan Toapaya, Kabupaten Bintan, Selasa (12/11).
Para anggota Satlinmas itu perlu juga mendapat bekal tentang kesiapsiagaan bencana untuk melindungi jiwa, mengurangi kerugian materi, serta meminimalkan gangguan terhadap kehidupan sehari-hari. Karena kesiapsiagaan bencana adalah upaya bersama untuk mengurangi dampak buruk dari bencana dan memastikan bahwa masyarakat dapat merespon dan pulih dengan cepat dan efektif jika terjadi bencana.
Ada tiga pemateri, yaitu Penata Penanggulangan Bencana Ahli Muda BPBD Kepri, Hardin Nafii, Roli Kuncoro dari Basarnas Kepri yang memberikan materi tentang penanganan korban akibat bencana, serta Masri Patera dari UPT Damkar Toapaya yang memberi materi tentang penggunaan alat pemadam api ringan (APAR) serta penanganan api.
Hardin, menyebutkan, sepanjang tahun 2023, BPBD Kepri mencatat bencana dan insiden di seluruh Negeri Segantang Lada ini mencapai 686 peristiwa. Tentu terjadi fluktuasi jumlah setiap tahunnya. Karena itu sangat penting kesiapsiagaan terhadap bencana.
Menurut Hardin, kesiapsiagaan itu penting sebagai tindakan dan langkah-langkah yang dilakukan sebelum terjadi bencana untuk mengurangi dampaknya dan memastikan masyarakat siap menghadapi situasi darurat. Tujuannya adalah untuk melindungi jiwa, mengurangi kerugian materi, serta meminimalkan gangguan terhadap kehidupan sehari-hari. Kesiapsiagaan ini melibatkan berbagai pihak, termasuk pemerintah, masyarakat, organisasi non-pemerintah, serta individu.
Roli Kuncoro, memberi pengetahuan dan praktik langsung tentang pembidaian. Pembidaian adalah teknik medis untuk menstabilkan dan melindungi bagian tubuh yang mengalami cedera, seperti patah tulang, keseleo, atau terkilir, agar tidak bergerak dan mencegah kerusakan lebih lanjut. Pembidaian dilakukan dengan memasang alat penyangga yang disebut bidai pada area yang terluka.
Pembidaian ini bisa bersifat sementara untuk pertolongan pertama sebelum mendapatkan perawatan medis, atau permanen sampai area tersebut sembuh. Langkah-langkah dasar tentang untuk pembidaian langsung diberikan.
Untuk peralatan, misalnya, bisa digunakan benda keras seperti kayu, penggaris, majalah yang digulung, atau benda lain yang cukup kuat dan lurus untuk dijadikan bidai. Siapkan juga kain atau perban untuk mengikatnya. Kemudian juga sebelum membidai, pastikan area cedera tidak bergerak secara berlebihan. Jika ada pendarahan, hentikan terlebih dahulu dengan menekan luka menggunakan kain bersih.
Mereka juga harus memastikan posisi dengan benar. Dengan meletakkan bidai di sepanjang area cedera. Idealnya, bidai harus menutupi sendi di atas dan di bawah tulang yang patah untuk menjaga stabilitas. Setelah itu, kencangkan bidai dengan kain atau perban, tetapi jangan terlalu ketat agar tidak mengganggu aliran darah. Periksa aliran darah pada jari atau ujung bagian tubuh yang dibidai untuk memastikan tetap berfungsi dengan baik (tidak mati rasa atau berubah warna).
Setelah memberi contoh, Roli mengajak peserta untuk melakukan praktik langsung pembidaian dan penanganan korban bencana.
Sementara Masri Patera memberi pengetahuan tentang metode pemadaman yang tepat dan memilih alat pemadam yang sesuai sangat penting untuk keselamatan dalam menghadapi situasi kebakaran.
Mengetahui cara pencegahan dan penanganan kebakaran sangat penting untuk mengurangi risiko kebakaran dan melindungi keselamatan diri dan lingkungan sekitar.
Menurut kebakaran adalah peristiwa di mana api menyala di tempat yang tidak diinginkan dan di luar kendali, menyebabkan kerusakan pada lingkungan, bangunan, atau harta benda, dan mengancam keselamatan manusia dan hewan. Kebakaran terjadi akibat adanya kombinasi dari tiga elemen utama yang membentuk segitiga api: bahan bakar, oksigen, dan panas. Ketika ketiga elemen ini bertemu dalam kondisi tertentu, terjadi reaksi pembakaran yang menghasilkan api.
Masri Patera langsung mempraktikkan cara penggunaan APAR dan mengajak peserta untuk memahami dan mempraktikkannya langsung.(Advertorial)