BATAMCLICK.COM: Melayu tak hanya sekadar warisan, tapi jiwa yang hidup dalam denyut nadi Kota Batam. Di tengah pesatnya pertumbuhan ekonomi dan pembangunan kota, Pemerintah Kota Batam menunjukkan komitmen kuat untuk menjaga budaya Melayu tetap hadir dalam ruang-ruang kehidupan warganya.
Wali Kota Batam, Amsakar Achmad, menegaskan bahwa nilai-nilai adat tidak harus menjadi bayang-bayang masa lalu. Ia percaya bahwa kearifan lokal dapat hidup berdampingan dengan modernisasi, menjadi identitas khas yang membedakan Batam dari kota-kota lain.
“Kalau di bandara ingin ada pengumuman berbahasa Melayu, boleh saja. Bangunan juga bisa berarsitektur lokal. Bahkan dalam pendidikan, kita bisa buat muatan lokal agar nilai-nilai budaya ini terus diwariskan,” ujar Amsakar saat menghadiri penabalan gelar adat yang dianugerahkan kepadanya oleh Lembaga Adat Melayu (LAM) Kota Batam, Ahad lalu.
Tak hanya itu, Amsakar membuka wacana menarik: surat edaran agar pelajar dan ASN memakai pakaian Melayu pada hari-hari tertentu. Ia juga mengusulkan pemutaran lagu Melayu di ruang publik seperti mal, bandara, hingga pelabuhan.
Langkah ini disambut hangat oleh Ketua Umum LAM Batam, Raja Muhammad Amin. “Kami ingin orang yang datang tahu bahwa mereka sedang berada di Bumi Melayu. Itu bisa dimulai dari hal-hal sederhana—lagu, bahasa, dan visual budaya di ruang publik,” ungkapnya.
LAM Batam sendiri tengah merancang program besar bernama Azam Melayu, yang mencakup pendirian Kampung Adat atau Taman Mini Batam Madani, sebagai wadah pelestarian budaya berbagai suku yang hidup berdampingan di Batam.
“Bukan hanya budaya Melayu, tapi seluruh budaya Nusantara yang ada di Batam akan diakomodasi di sana. Supaya kita terus hidup dalam harmoni,” ujar Raja Amin.
Sebagai bentuk penghargaan atas peran dan komitmennya, Amsakar dianugerahi gelar kehormatan Dato Setia Amanah, sementara Wakil Wali Kota Li Claudia Chandra menerima gelar Dato Setia Bijaksana.
Penabalan ini bukan hanya seremoni, tetapi simbol penguatan sinergi antara pemerintah dan lembaga adat—sebuah kolaborasi untuk membangun Batam sebagai kota modern yang tetap berakar kuat pada jati dirinya: Melayu.
Sumber: Antara