Babinsa Pelda Turut Dampingi Kepala BMKG Pusat Kunker ke Desa Jetis

Cilacap – Babinsa Jetis, Koramil 05 Nusawungu Pelda Turut mendampingi kegiatan kunjungan Kepala Badan Meteorologi  Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Pusat Dwikorita Karnawati (Ibu Rita) beserta rombongan ke Desa Jetis, bertempat di Pantai Congot/TPI Jetis Kecamatan Nusawungu Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, Rabu (24/2).

Hadir dalam kegiatan tersebut, Kepala BMKG Pusat Dwikorita Karnawati, Kepala Stasiun Klimatologi Kelas I Semarang Ir. Tuban Wiyoso, M.Si, Kepala Stasiun Meteorologi Kelas III Tunggul Wulung Cilacap Taruna Mona Rachman, SE, MM, Kepala BPBD Kabupaten Cilacap Drs.Tri Komara Sidhy W, MM, Kepada Desa Jetis H.Muharno, SE, dan Babinsa Jetis Pelda Turut.

BACA JUGA:   Angkong Menjadi Sarana Yang Handal Dalam Pembangunan Jalan Betonisasi

Disela-sela kunjungan, Kepala BMKG menyampaikan terkait letak geografis wilayah pesisir Jetis yang menghadap langsung Samudra Hindia-Australia yang dibawahnya terdapat lempeng eurasia sehingga sangat rentan terhadap potensi bencana alam tsunami.

Menurutnya, opsi pengadaan alat pendeteksian tsunami sangat sulit dan juga mahal harganya, termasuk biaya perawatannya serta fungsinya tidak maksimal dalam mendeteksi adanya tsunami.

“Untuk itu kami dari pusat menghimbau kepada seluruh warga masyarakat agar dalam mendeteksi hal tersebut menggunakan smart phone dengan aplikasi yang sinyalnya mudah dijangkau,” ujarnya.

Pada kesempatan ini juga membahas tempat  evakuasi apabila terjadi Tsunami di wilayah pesisir khususnya pantai selatan yang berhubungan langsung dengan Samudera.

BACA JUGA:   Serka Moch Ismail Melaksanakan Pendampingan Pemberian PMT untuk Anak Stunting

“Ada beberpa alternatif tempat untuk mencapai jarak tempuh tempat evakuasi yang jaraknya tidak boleh melewati setengah kecepatan datangnya gelombang tsunami dari terjadinya gempa diantaranya bangunan permanen yang kuat dengan beberapa lantai, jembatan tinggi untuk penghubung ke tempat yang lebih tinggi/ketinggian dan bukit hijau yang ditanami pohon kayu keras,” tambahnya.

Lebih lanjut, “Dari beberapa alternatif tempat atau bangunan tersebut yang belum ada agar segera di rencanakan dan diajukan ke pusat agar dapat terealisasi sehingga dapat meminimalisir adanya korban jiwa apabila terjadi Tsunami,” pungkasnya. Oke

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *