BATAMCLICK.COM: Rumah Sakit Badan Pengusahaan (RSBP) Batam berhasil melaksanakan pemasangan Implantable Cardioverter Defibrillator (ICD) pertama di 7 Provinsi Kepri pada Jumat (5/7/2024).
Operasi ini dipimpin oleh dr. Fandi Ahmad, SpJP(K), satu-satunya Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah-Konsultan Aritmia di Batam, bersama dr. Agung Fabian, SpJP(K), Sekretaris Jenderal Perhimpunan Dokter Ahli Aritmia Indonesia. Kolaborasi ini bertujuan untuk transfer ilmu dan pengalaman, mengingat hanya terdapat 50 dokter ahli aritmia di Indonesia.
dr. Fandi menjelaskan bahwa pasien, seorang pria berusia 39 tahun, ditemukan oleh istrinya dalam kondisi kejang dan tak sadarkan diri selama kurang lebih 2 menit sebelum dibawa ke rumah sakit. Pemeriksaan di Unit Gawat Darurat (UGD) RSBP Batam melalui rekam jantung menunjukkan adanya kelainan irama jantung.
“Penyakit ini disebut Sindrom Brugada, yang merupakan kelainan genetik pada irama jantung dan sangat mematikan karena dapat menyebabkan henti jantung tanpa mengenal waktu dan usia,” jelas dr. Fandi.
Pemasangan ICD dipilih sebagai tindakan paling tepat untuk menangani Sindrom Brugada, dengan mengimplan alat ke dalam jantung.
“Alat ini diimplan tanpa proses pembedahan, hanya dengan satu sayatan kecil di dada untuk memasukkan alat dan menyimpan generator di bawah kulit bagian dada,” tambahnya.
ICD bekerja dengan memberikan kejut listrik untuk menormalkan kembali irama jantung saat terjadi henti jantung. Operasi berlangsung lancar tanpa komplikasi, menjadikan RSBP Batam sebagai rumah sakit pertama di Provinsi Kepri yang berhasil melakukan pemasangan ICD.
dr. Fandi menyarankan masyarakat untuk rutin melakukan Medical Check Up, terutama pemeriksaan rekam jantung (EKG), untuk deteksi awal kelainan atau gangguan irama jantung, mengingat Sindrom Brugada berhubungan erat dengan faktor genetik.
Ia juga mengajak masyarakat menjaga pola hidup sehat dan rutin berolahraga untuk menjaga kesehatan jantung.***