Menkop UKM Dorong Produktivitas Tambak Udang Dipasena Lewat Koperasi

BATAMCLICK.COM, Menteri Koperasi dan UKM, Teten Masduki meninjau aktivitas tambah udang di Tulang Bawang, Lampung hari ini. Dalam kesempatan tersebut, Teten juga berdialog bersama Perhimpunan Petambak Pembudidaya Udang Wilayah Lampung (P3UW Lampung).

Teten mengatakan tambak udang Dipasena menjadi salah satu tambak terbesar. Oleh karena itu, ia mendorong pemberdayaan petani tambak udang melalui kemitraan koperasi sekaligus menjadi upaya dalam pemulihan ekonom akibat pandemi COVID-19.

“Kawasan tambak udang Bumi Dipasena merupakan salah satu tambak udang yang terbesar, dan kita harus mengembalikan kejayaannya agar bisa membantu memulihkan perekonomian,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Sabtu (27/2/2021).

Teten menambahkan bermitra dengan koperasi merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan produktivitas tambak udang.

BACA JUGA:   Polsek Bengkong Gelar Jumat Curhat Kamtibmas dan Salurkan Bantuan Pada Warga Kurang Mampu di Bengkong Indah

“Di sini ada Perhimpunan Petambak Pembudidaya Udang Wilayah Lampung (P3UW) yang memiliki anggota sebanyak 5.530 kepala keluarga yang bergantung pada sektor tambak udang. Adanya perhimpunan ini dapat pula dikembangkan dengan membentuk koperasi sehingga dapat membantu meningkatkan produksinya,” tegasnya.

Menurutnya, langkah awal untuk membangkitkan dan meningkatkan produksi dapat dilakukan melalui penguatan kelembagaan melalui koperasi dan pembiayaan.

“Pembiayaan ini juga penting dilakukan. Kita menyediakan kemudahan dengan memberikan kemudahan kredit dengan bunga hanya 3%, namun semua harus bernaung dalam bentuk koperasi,” paparnya.

Lebih lanjut ia menjelaskan sinergi antarlembaga, masyarakat, pemerintah, serta perusahaan juga dapat mendorong terbentuknya sistem produksi yang baik.

BACA JUGA:  RTLH Tahap Plester Dinding, Satgas TMMD Kebut Rumah Yarman

“Saat ini kita dorong adanya kemitraan koperasi bagi petambak dengan penyediaan off taker atau perusahaan penjamin sehingga petambak tidak perlu memikirkan ke mana harus menjual dan hanya fokus meningkatkan produksi,” jelasnya.

Terkait hal ini, Teten mencontohkan sistem pengembangan kemitraan tambak udang yang telah diaplikasikan di Muara Gembong. Ia berharap sistem tersebut juga dapat direplikasi di Dipasena.

Hal ini mengingat usaha budi daya udang di kawasan Bumi Dipasena, Kecamatan Rawajitu Timur Mencakup luas area 16.000 hektare di 8 kampung. Adapun setiap petambak berpotensi menghasilkan 1-3 ton udang dalam sehari dengan kebutuhan pembiayaan modal pembudidayaan sekitar Rp 30-50 juta per orang.

BACA JUGA:  Kerja Keras Satgas TMMD Bersama Warga, Ini Hasilnya

Teten menjelaskan permintaan udang khususnya jenis vaname sampai saat ini tergolong tinggi terutama permintaan dari luar negeri. Tingginya permintaan pasar dunia terhadap udang juga menjadi potensi ekspor dan menjadi dukungan prioritas dari Kemenkop UKM.

Pada tahun 2020, ekspor udang terus mengalami kenaikan naik yang positif sekitar 21% dibanding tahun sebelumnya. Teten juga mengatakan saat ini Indonesia merupakan pengekspor udang terbesar kelima di dunia. Bahkan, pemerintah telah menargetkan menjadi negara penghasil udang terbesar ketiga di dunia.

“Potensi ekspor udang harus bisa dimaksimalkan dengan terus mencoba sistem pengembangan tambak udang rakyat. Korporatisasi petani, konsolidasi, dan kemitraan dengan perusahaan besar akan didorong,” pungkasn

ya(mat)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *