Seeracraft, UMKM Batam, mengubah eceng gondok yang kerap dianggap limbah menjadi kerajinan anyaman bernilai ekonomi. Produk ramah lingkungan ini kini menembus pasar internasional.
Dari Limbah Menjadi Peluang
BATAMCLICK.COM: Manfaat eceng gondok kini semakin terasa di Kota Batam. Tanaman air yang dulu hanya dianggap pengganggu aliran sungai dan danau, berhasil diolah oleh Seeracraft menjadi kerajinan anyaman bernilai tinggi. UMKM yang dirintis Siti Rahma sejak 2019 ini tumbuh sebagai jawaban atas sulitnya bahan baku kerajinan di Batam, yang sebelumnya harus didatangkan dari luar daerah.
Dengan melihat potensi melimpah eceng gondok di perairan Batam, Siti Rahma berinisiatif mengubahnya menjadi produk ramah lingkungan sekaligus berdaya saing. Proses pengolahannya tidak sebentar. Tanaman harus dipanen, dijemur hingga kering, lalu dianyam dengan teliti, dan akhirnya melalui tahap finishing dengan pernis agar kualitasnya terjaga.
Kisah di Balik Anyaman
“Kami ingin mengangkat eceng gondok yang selama ini dianggap sebagai limbah menjadi produk bernilai. Harapan kami, pengrajin di Batam bisa memiliki keterampilan lebih baik melalui program pelatihan langsung di daerah pengrajin yang sudah maju seperti di Jogja atau Salatiga. Dengan begitu, kualitas dan teknik anyaman yang kami hasilkan bisa semakin berkembang,” kata Siti Rahma, pemilik Seeracraft.
Saat ini, Seeracraft memiliki tiga pengrajin aktif. Meski jumlahnya masih terbatas, karya mereka sudah dipamerkan dalam berbagai ajang, baik di dalam negeri maupun luar negeri. Bahkan, anyaman Seeracraft sudah berhasil masuk ke pasar Singapura dan Malaysia.
Dukungan dari Pemerintah
Keberhasilan ini tak lepas dari dukungan Pemerintah Kota Batam melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar). Seeracraft rutin mendapat ruang pamer di kawasan Turi Beach setiap akhir pekan.
Kepala Disbudpar Kota Batam, Drs. Ardiwinata, yang sempat berkunjung ke workshop Seeracraft di Sagulung pada Sabtu (20/9/2025), memberikan apresiasi besar.
“Kami dari Pemerintah Kota Batam mendukung penuh setiap langkah yang dilakukan pelaku usaha ekonomi kreatif. Seeracraft adalah contoh nyata bagaimana limbah bisa diolah menjadi karya yang bernilai dan berdampak ekonomi. Perlu diketahui, kerajinan anyaman eceng gondok ini masuk ke dalam salah satu dari 17 subsektor ekonomi kreatif, yaitu subsektor Kriya,” ujar Ardiwinata.
Ia menambahkan, subsektor Kriya menjadi salah satu fokus dalam mengembangkan potensi lokal. “Kami ingin Batam tidak hanya dikenal sebagai kota industri besar, tetapi juga sebagai kota yang memiliki produk kreatif yang bisa menembus pasar internasional,” tegasnya.
Harapan ke Depan
Seeracraft percaya, dukungan pemerintah dan berbagai pemangku kepentingan akan menjadi kunci keberlanjutan usaha mereka. Dengan semangat itu, mereka ingin terus meningkatkan kualitas, memperluas jangkauan pasar, sekaligus menjaga lingkungan dengan memanfaatkan eceng gondok yang melimpah.