BATAMCLICK.COM: Satuan Polisi Pamong Praja dan Penanggulangan Kebakaran Kepri memberi tambahan pengetahuan dan peningkatan kemampuan kepada Satuan Perlindungan Masyarakat (Satlinmas) Karimun. Kegiatan ini diberikan untuk meningkatkan kesiapsiagaan dan kemampuan anggota Satlinmas dalam menghadapi situasi darurat dan kenangan bencana.
Koordinator Pos SAR Tanjungbalai, Basarnas Kepri Nugraha Ade Chandra dan Kabid Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah dan Pemadam Kebakaran Karimun memberi materi dalam koordinasi ini. Hendra pada kesempatan itu dibantu oleh Agus Suroso dalam penyampaian materi.
Pelatihan ini difokuskan pada teknik-teknik dasar penanganan kebakaran, evakuasi korban, dan penggunaan alat pemadam kebakaran secara efektif. Peserta juga mendapatkan pembekalan tentang cara menghadapi situasi darurat seperti kebocoran gas, kebakaran bangunan, dan simulasi penyelamatan di area padat penduduk.
Sementara Basarnas Pos Karimun memberi pelatihan tentang pembidaian. Pembidaian fokus pada sesi pelatihan untuk mempelajari cara memberikan pertolongan pertama dengan menggunakan bidai untuk menstabilkan tulang atau sendi yang mengalami cedera.
Komponen penting dalam pelatihan Pembidaian terutama dalam memahami struktur tulang, sendi, dan jaringan otot. Kemudian tentang fraktur (patah tulang), dislokasi (sendi bergeser), atau keseleo (ligamen cedera).
Nugraha langsung memberikan pengetahuan dan melakukan praktik tentang pembidaian. Para peserta pun ikut mempraktikkan langsung cara-cara pembidaian yang benar. Semuanya itu agar tak ada cedera lebih lanjut.
“Pembidaian ini bisa bersifat sementara untuk pertolongan pertama sebelum mendapatkan perawatan medis, atau permanen sampai area tersebut sembuh,” kata Nugraha.
Para peserta setelah mendapat materi, kemudian melakukan praktik Pembidaian.
Sementara tim dari Pemadam Kebakaran Karimun memberi pengetahuan dan praktik tentang penggunaan Alat Pemadam Api Ringan (APAR): Cara menggunakan APAR untuk memadamkan api kecil sebelum meluas. Tentang teknik mengevakuasi korban dari lokasi berbahaya tanpa memperburuk kondisi mereka. Juga tentang langkah-langkah pertama yang harus diambil sebelum petugas pemadam kebakaran tiba di lokasi.
Mereka menjelaskan soal bencana akibat manusia ini di antaranya kebakaran, kecelakaan transportasi, kecelakaan industri. Agus Suroso fokus pada bencana kebakaran. Agus pun menjelaskan soal api, yang merupakan hasil reaksi kimia yang terjadi ketika bahan bakar bereaksi dengan oksigen dan menghasilkan panas serta cahaya.
Api memiliki tiga elemen utama yang membentuk apa yang dikenal sebagai segitiga api, yaitu, bahan bakar berupa zat yang dapat terbakar, seperti kayu, kertas, minyak, atau bahan kimia. Kemudian oksigen atau yang ada di udara dan membantu proses pembakaran. Serta aumber panas yang cukup untuk memulai reaksi pembakaran, seperti percikan api atau suhu tinggi.
Agus pun memaparkan metode pemadam. Dia juga memperkenalkan berbagai alat pemadam api ringan (APAR) kepada para peserta. Jika salah satu dari tiga elemen ini dihilangkan, api akan padam. Oleh karena itu, metode pemadaman api bertujuan untuk menghilangkan salah satu atau lebih dari elemen segitiga api ini.
“Mengetahui cara pencegahan dan penanganan kebakaran sangat penting untuk mengurangi risiko kebakaran dan melindungi keselamatan diri dan lingkungan sekitar,” kata Agus.(Advertorial)