Batamclick.com, Batam – Rapat Dengar Pendapat (RDP) terkait Apartemem Pollux Habibie yang di gelar di ruang rapat Komisi III DPRD kota Batam tidak membuahkan hasil, pasalnya pihak manajemen pollux yang di tunggu kehadirannya tidak kunjung datang.
Ini merupakan RDP ke tiga kalinya dan tetap saja pihak manajemen Pollux Habibie tidak bisa hadir memenuhi undangan tanpa alasan yang jelas.
Para pemilik Apartemen terlihat sangat kecewa atas hal tersebut, sebab pada RDP ketiga ini sama halnya dengan RDP pertama,manajemen Pollux Habibie juga tidak hadir.
” Ketidakhadiran Manajemen Pollux seakan merendahkan marwah legislatif Kota Batam,” ucap Nika Astaga salah satu pemilik unit apartemen Pollux Habibie, usai RDP di komisi III DPRD kota Batam, Rabu (10/01/2024).
Nika menjelaskan, kedatangan para pemilik unit apartemen sampai tiga kali ini untuk mengadukan keluhan dan permasalahan apa yang mereka alami.
Menurutnya, saat marketing apartemen mewah tersebut menawarkan produknya, segala bentuk fasilitas, hak dan tanggungjawab pemilik dipaparkan oleh pihak manajemen. Akan tetapi pada saat pemilik menempati apartemen, fasilitas yang dijanjikan tidak sesuai dengan yang disampaikan sebelumnya.
Lanjut dikatakan Nika, setelah dua tahun unit kami lunas, kemudian lunas kita terima kunci. Tak ada AJB dan Sertifikat kami terima hingga sekarang.
“Kemudian yang lebih celakanya lagi fasilitas tak ada, tapi utilitas ditagih setiap bulan. IPL membengkak, bahkan banyak pemilik tiba-tiba punya tunggakan IPL hingga belasan juta rupiah,” sambung Nika dengan nada kesal.
Selain itu, Ia juga menyoroti terkait keamanan gedung apartemen yang katanya syper safety itu. Sebab, banyak hal yang seharusnya fasilitas penting, justru tidak tersedia di sana.
“Gedung setinggi itu tidak ada hidran tidak ada Arde, tak ada genset. Sudah berapa orang terkurung di lift. Bahkan ada bule yang tak bisa keluar dari lift,” ungkap Nika kepada awak media.
Sebab, kata Nika, apartemen Pollux Habibie merupakan salah satu ikon bangunan Kota Batam. Akan menjadi citra negatif bagi Indonesia, bila hal ini terus dibiarkan.
“Kami masih cinta Indonesia. Banyak orang luar yang beli di sana. Kami berkumpul, disamping kepentingan kami sebagai pemilik, kami juga tak mau Indonesia tercoreng. Nama baik Batam, Indonesia jelek jadinya di luar sana,” ungkap Nika dengan tegas.
Sementara itu, pemilik unit apartemen Pollux Habibie lainnya, Nengsih menyebutkan bahwa fasilitas dari apartemen yang awalnya disebut sebagai apartemen mewah itu adalah nol fasilitas.
“Katanya teknologi Jerman, tapi lift aja tak ada emergency call. Dan saya tidak melihat CCTV di setiap lorong. Tak ada akses card, semua orang bisa naik. Sementara kita ditagih IPL tiap bulan. Saya tinggal di gedung 3, itupun tak ada kolam renang seperti yang dijanjikan saat masih dipasarkan,” ucap Nengsih dengan nada kesal.
Ditempat yang sama, Ketua Komisi III DPRD Batam, Joko Mulyono mengatakan, hingga RDP ini digelar, pihak manajemen apartemen Pollux Habibie tidak memberikan alasan, baik lisan maupun tertulis atas ketidakhadirannya.
“Sesuai kesepakatan kita tadi di RDP, maka kita jadwalkan akan turun sidak hari Jumat siang. Sekalian kita akan lihat terkait surat Sertifikat Laik Fungsi (SLF) itu, sesuai apa tidak seperti yang dikeluhkan para pemilik apartemen,” ujar Joko.
” Apabila tidak sesuai nantinya dari Dinas Cipta Karya akan mencabut SLF, berarti harus mengurus baru dan itu harus sesuai dengan persyaratan dan dilengkapi semuanya,” sambung Joko.
Lanjut Joko, DPRD juga akan memberi perhatian terhadap keselamatan penghuni apartemen seperti pemadam kebakaran. Menurutnya, alat pemadam kebakaran yang ada di Batam saat ini hanya mampu menghandle ketinggian 30 meter atau setara dengan 6 lantai. Sementara apartemen Pollux Habibie terdiri dari 50 lantai.
“Alat pemadam kebakaran ini akan kita komunikasikan nanti dengan Pemko dan BP Batam, kita akan carikan solusinya,” tutup Joko.