Polisi Temukan Dugaan Tindak Pidana di Balik Kebakaran PT ASL Marine Shipyard Batam

Kapal MT Federal II terbakar saat menjalani perbaikan di galangan PT ASL Marine Shipyard Batam
Kapal MT Federal II terbakar saat menjalani perbaikan di galangan PT ASL Marine Shipyard Batam

BATAMCLICK.COM: Batam kembali berduka setelah insiden kebakaran kapal MT Federal II di galangan PT ASL Marine Shipyard Batam menelan 14 korban jiwa dan melukai 17 pekerja lainnya. Di balik kepulan asap yang menyelimuti kawasan industri maritim itu, kini penyidik Satresnarkoba Polresta Barelang, Polda Kepulauan Riau, menemukan adanya dugaan tindak pidana dalam peristiwa tragis tersebut.

Temuan itu mendorong kepolisian menaikkan status penanganan perkara dari tahap penyelidikan ke tahap penyidikan.
“Betul, perkara ini sudah kami tingkatkan ke tahap penyidikan sejak Jumat (24/10),” ungkap Kapolresta Barelang Kombes Pol Zaenal Arifin di Batam, Rabu (22/10).

43 Saksi Dimintai Keterangan

Peningkatan status penyelidikan ini menandakan langkah serius aparat dalam mengungkap siapa pihak yang harus bertanggung jawab atas tragedi di PT ASL Marine Shipyard Batam. Polisi kini menelusuri setiap unsur kelalaian yang berpotensi menjadi penyebab jatuhnya korban jiwa dalam jumlah besar tersebut.

Hingga saat ini, sebanyak 43 saksi telah dimintai keterangan oleh tim penyidik. Mereka terdiri dari pihak manajemen PT ASL Marine Shipyard Batam, perusahaan subkontraktor, kontraktor utama, hingga pejabat Dinas Ketenagakerjaan.
“Total sudah 43 saksi yang diperiksa,” ujar Kasatreskrim Polresta Barelang Kompol Debby Tri Andrestian.

Kunjungan Pengawas Internal SKK Migas

Kapolda Kepri Irjen Pol Asep Safrudin juga memberikan informasi mengenai peningkatan status perkara ini, saat menerima kunjungan Pengawas Internal SKK Migas, Irjen Pol Ibnu Suhaendra, di Mapolda Kepri.
Asep menjelaskan, penyidikan masih berlangsung dan belum ada penetapan tersangka. Polisi saat ini menunggu hasil pemeriksaan Laboratorium Forensik (Labfor) Riau untuk memastikan penyebab pasti kebakaran.

“Kasus ini menjadi perhatian luas, baik media nasional maupun masyarakat. Apalagi menyangkut isu keselamatan kerja dan tata kelola ketenagakerjaan di PT ASL Marine Shipyard Batam,” tegas Asep.

Sorotan pada Keselamatan dan Kompetensi Tenaga Kerja

Dalam kesempatan itu, Kapolda Kepri menekankan pentingnya penerapan standar operasi prosedur (SOP) secara ketat di seluruh lini operasional perusahaan. Menurutnya, keselamatan kerja harus menjadi prioritas utama, bukan sekadar formalitas.
“Kami ingin memastikan kejadian seperti ini tidak terulang. SOP harus benar-benar jalan, bukan hanya di atas kertas,” ujarnya.

Asep juga menyoroti aspek sumber daya manusia. Ia menilai sebagian besar pekerja lokal di galangan kapal masih tergolong baru lulus dan minim pengalaman, sementara banyak tenaga kerja berpengalaman justru bekerja di luar negeri.
“Ini harus menjadi perhatian bersama untuk meningkatkan kompetensi tenaga kerja lokal,” tambahnya.

Langkah Tegas dan Pembenahan Menyeluruh

Tragedi di galangan PT ASL Marine Shipyard Batam tidak hanya membuka luka bagi keluarga korban, tetapi juga menjadi cermin penting bagi dunia industri maritim di Kepri. Aparat menegaskan, proses hukum akan berjalan transparan dan profesional, sekaligus menjadi momentum untuk memperkuat budaya keselamatan kerja di kawasan industri strategis Batam.

Kepolisian berkomitmen mengusut tuntas kasus ini hingga ke akar, agar setiap pihak yang lalai dapat bertanggungjawab. Sementara itu, masyarakat menaruh harapan besar agar hasil penyidikan ini tidak hanya menghadirkan keadilan, tetapi juga mendorong perubahan nyata demi keselamatan para pekerja industri di masa mendatang.(kyy)