54 Persen Koperasi Merah Putih di Kepri Beroperasi Penuh pada 2025

Pemprov Kepri menargetkan 54 persen Koperasi Merah Putih Kepri beroperasi penuh pada 2025. Saat ini baru 11 koperasi berjalan. Pemerintah siapkan pelatihan, pendampingan bisnis, hingga akses permodalan untuk memperkuat koperasi.
Pemprov Kepri menargetkan 54 persen Koperasi Merah Putih Kepri beroperasi penuh pada 2025. Saat ini baru 11 koperasi berjalan. Pemerintah siapkan pelatihan, pendampingan bisnis, hingga akses permodalan untuk memperkuat koperasi.

Target Besar Koperasi Merah Putih Kepri

Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau (Pemprov Kepri) menaruh harapan besar pada perkembangan Koperasi Merah Putih Kepri. Dari total 407 koperasi yang sudah terbentuk, pemerintah menargetkan 54 persen dapat beroperasi penuh hingga akhir tahun 2025.

Optimisme itu disampaikan Kepala Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kecil Pemprov Kepri, Riki Rionaldi, saat peluncuran KMP pertama di Pulau Buluh, Batam. “Bismillah, dari 407 Koperasi Merah Putih, kami optimistis 54 persen dapat operasional hingga akhir tahun ini. Saat ini baru 11 koperasi yang benar-benar berjalan dan menjadi gerai operasional, sementara sekitar 25 persen lainnya sudah mulai bergerak,” ujarnya penuh semangat.

Mengandalkan Gotong Royong dan Kearifan Lokal

Riki menegaskan bahwa koperasi di Kepri tumbuh dari kekuatan gotong royong masyarakat. Hingga kini, koperasi masih bergerak tanpa suntikan dana dari Himpunan Bank Milik Negara (Himbara).

“Masing-masing KMP punya keunikan lokal, budaya kemelayuan, dan semangat kebersamaan. Meski belum ada gelontoran dana dari Himbara, koperasi ini tetap berjalan berkat kemitraan dengan pihak ketiga,” jelasnya.

Persiapan Akses Permodalan

Terkait permodalan, koperasi diminta lebih dahulu membuktikan operasional yang stabil. Riki mengungkapkan bahwa Kementerian Keuangan sudah membuka peluang kredit dengan bunga ringan 2 persen. Namun, petunjuk teknis resmi belum diumumkan. “Lebih baik koperasi sudah jalan dulu, supaya laporan keuangannya lebih jelas,” katanya.

Dukungan Pemerintah Daerah

Pemprov Kepri juga memastikan seluruh pemerintah kabupaten/kota ikut menggerakkan koperasi di wilayah masing-masing. Strateginya, menurut Riki, dilakukan melalui bimbingan teknis dan pelatihan yang berkelanjutan.

“Semua bergerak bersama, baik provinsi maupun kabupaten/kota. Nanti dari pusat juga ada capacity building yang dianggarkan melalui dana dekonsentrasi,” jelasnya.

Dana dekonsentrasi yang dialokasikan pada Oktober–November 2025 itu akan digunakan untuk melatih pengurus, pengawas, ketua bidang usaha, hingga manajer koperasi.

Skema Pendampingan Bisnis

Selain pelatihan, pemerintah juga menyiapkan pola pembinaan bisnis yang lebih intensif. Setiap sepuluh koperasi akan didampingi oleh satu tenaga ahli, agar koperasi lebih siap mengelola usaha secara profesional.

Langkah ini diyakini mampu memperkuat pondasi Koperasi Merah Putih Kepri, sehingga keberadaannya benar-benar memberi manfaat bagi masyarakat dan menjadi penggerak ekonomi kerakyatan di daerah.