Langkah cepat memastikan setiap anak menerima makanan bergizi dan aman
Dua Dapur MBG Karimun Terkontaminasi
Kasus dapur Makan Bergizi Gratis (MBG) bermasalah kembali mencuat di Kepulauan Riau. Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Regional Kepri mengambil langkah tegas dengan menghentikan sementara dua dapur MBG di Kabupaten Karimun setelah hasil uji laboratorium menunjukkan adanya kontaminasi bakteri berbahaya.
Kepala Regional SPPG Kepri, Anindita Ayu, menjelaskan bahwa hasil pemeriksaan laboratorium dari Balai Labkesmas Kota Batam mengungkapkan dapur MBG di wilayah Meral dan Sungai Lakam positif mengandung Staphylococcus aureus dan Escherichia coli (E. coli).
“Ya, benar. Dua dapur di Karimun positif mengandung bakteri berdasarkan hasil uji laboratorium. Saat ini keduanya sudah dihentikan sementara,” ungkap Anindita saat dihubungi di Batam, Sabtu (11/10).
Langkah Tegas dan Tindak Lanjut
Menurut Anindita, setiap dapur yang terbukti tidak memenuhi standar higienitas langsung kena sanksi penghentian operasional sementara. Pengelola wajib memperbaiki sarana pengolahan makanan dan melengkapi seluruh prosedur sanitasi sebelum beroperasi kembali.
Selain itu, seluruh pengelola dapur MBG di Kepri wajib mengurus sertifikasi dapur sebagai bagian dari langkah perbaikan dan peningkatan mutu layanan.
“Kami sudah instruksikan agar seluruh dapur segera mengurus sertifikasi selama bulan Oktober ini. Langkah ini untuk memastikan setiap dapur benar-benar memenuhi standar keamanan pangan,” tegasnya.
Pengawasan Diperketat di 123 Dapur SPPG Kepri
Saat ini, SPPG Kepri membawahi 123 dapur MBG di seluruh provinsi, dengan 91 dapur berstatus operasional aktif dan sisanya masih dalam tahap persiapan. Pengawasan kini semakin ketat menyusul temuan di Karimun.
Tim pusat nantinya akan melakukan audit khusus terhadap dapur yang teridentifikasi bermasalah, bukan terhadap seluruh dapur di wilayah Kepri.
“Fokus audit akan diarahkan pada dapur yang sedang dihentikan sementara. Kami ingin memastikan semua perbaikan berjalan sesuai standar,” jelas Anindita.
Menjaga Mutu dan Keamanan Pangan Anak
Koordinasi terus bersama Dinas Kesehatan dan Balai Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM). Tujuannya jelas, memastikan setiap anak penerima program MBG memperoleh makanan yang aman, bergizi, dan layak konsumsi.
“Kami ingin menjamin setiap anak mendapatkan makanan sehat, higienis, dan sesuai standar gizi. Karena program MBG bukan hanya soal memberi makan, tetapi juga memastikan kualitas gizi yang diterima anak-anak Indonesia,” tutupnya.
Sumber: Antara