Dinkes Batam temukan 573 kasus baru HIV hingga Oktober 2025

Batamclick.com
Dinas Kesehatan (Dinkes) Batam, Kepulauan Riau (Kepri) melaporkan 573 kasus baru Human Immunodeficiency Virus (HIV) sepanjang Januari hingga Oktober 2025.

“Dari 12.924 tes yang dilakukan Dinkes Batam, baik di fasilitas kesehatan maupun layanan jemput bola, kami temukan 573 kasus baru,” kata Kepala Dinkes Batam Didi Kusmarjadi saat dihubungi di Batam, Selasa.

Ia mengatakan temuan kasus yang cukup tinggi ini menegaskan masih pentingnya upaya deteksi dini serta kesadaran masyarakat untuk rutin melakukan pemeriksaan.

“Temuan ini menunjukkan urgensi tes HIV. Kita harus bergerak bersama menekan laju penularan di Batam,” ujarnya.

Kelompok usia 25-49 tahun menjadi penyumbang terbesar dengan 399 kasus atau 64 persen dari keseluruhan temuan.

Disusul kelompok usia di atas 50 tahun sebanyak 98 kasus (17 persen), usia 20–24 tahun sebanyak 91 kasus (16 persen), dan usia 15–19 tahun dengan 17 kasus (3 persen).

“Usia produktif adalah kelompok paling rentan karena aktivitas sosial yang tinggi. Kesadaran perilaku aman menjadi kunci pencegahan,” kata Didi.

Dari 573 kasus yang dilaporkan, laki-laki mendominasi dengan 438 kasus, sedangkan perempuan 135 kasus.

Tingkat kepositifan pada laki-laki mencapai 2,6 persen, lebih tinggi daripada perempuan yang berada di angka 0,5 persen. Pada rentang usia 25-49 tahun, jumlah kasus terdiri atas 302 laki-laki dan 97 perempuan.

Didi menambahkan bahwa penanganan HIV/AIDS tidak hanya bertumpu pada layanan medis tetapi juga pada dukungan sosial dan penghapusan stigma.

“HIV bukan akhir dari segalanya. ODHA (orang dengan HIV/AIDS) dapat hidup sehat dan produktif jika mendapatkan pengobatan yang tepat. Yang harus dihilangkan adalah stigma dan diskriminasi,” katanya.

Dinkes Batam terus memperkuat layanan deteksi dini dan terapi anti retroviral (ARV) di puskesmas dan rumah sakit, serta memperluas edukasi masyarakat melalui kerja sama lintas sektor.

“Kami menargetkan peningkatan temuan kasus secara aktif sesuai regulasi nasional. Semakin cepat ditemukan, semakin besar peluang pengendalian,” kata Didi.

Ia juga mengajak masyarakat untuk memanfaatkan layanan tes, konsultasi, dan edukasi kesehatan.

“Jangan takut untuk memeriksakan diri. Deteksi dini menyelamatkan nyawa,” tutupnya.

Sumber : Antara