BATAMCLICK.COM: Gelombang tsunami menyapu pesisir Aceh pasca gempa dangkal berkekuatan M 9,3 yang terjadi di dasar Samudera Hindia.
Peristiwa Tsunami Aceh, Desember 2004 lalu menjadi bencana besar yang dialami oleh bangsa ini.
Meski telah berlalu selama 17 tahun, namun peristiwa tersebut masih menyimpan banyak misteri.
Masih banyak cerita mengejutkan dibaliknya.
Gempa yang terjadi, bahkan disebut ahli sebagai gempa terbesar ke-5 yang pernah ada dalam sejarah.
Bahkan kejadian gempa dan tsunami Aceh diabadikan dalam bentuk museum.
Museum Tsunami Aceh merupakan monumen simbolis untuk mengenang bencana gempa bumi dan tsunami di Aceh pada tahun 2004.
Bangunan ini menyimpan berbagai bukti kedahsyatan tsunami 2004, serta sebagai pusat pendidikan dan tempat perlindungan darurat ketika terjadi tsunami.
Dibalik bencana besar tersebut, ternyata ada sebuah kisah baru terkuak.
Seorang polisi yang berasal dari Palembang dan bertugas di Aceh kala itu menjadi korban bencana gempa dan tsunami Aceh.
Bahkan ia dinyatakan hilang selama kejadian 17 tahun yang lalu tersebut.
Kini kabarnya seorang anggota polisi yang hilang tersebut ditemukan di rumah sakit jiwa.
Informasi yang diperoleh Serambinews.com, Rabu (17/3/2021) termasuk yang disampaikan Kapolsek Baitussalam, Ipda Safrizal SSos menyebutkan tahun 2004 itu, Asep sebagai pasukan Bantuan Keamanan Operasional (BKO) Brimob Resimen II Kedung Halang Bogor ke Polda Aceh saat itu bertugas di Poskotis Brimob Peukan Bada, Kabupaten Aceh Besar.
Pada saat itu Asep masih Bhayangkara Muda dan masih menyandang pangkat Ajun Brigadir Polisi (Abrip) dan lulusan Sekolah Tamtama Polri tahun 1999/2000.
Informasi yang dihimpun dijelaskan pada saat terjadi musibah tsunami mengguncang Aceh tahun 2004 lalu, Asep sedang melaksanakan tugas di posko pengamanan.
Hal tersebut berkaitan saat itu Aceh masih bergejolak.
Musibah dahsyat yang terjadi pagi minggu itu menghantam dan menyapu bersih apapun, termasuk posko Asep bertugas bersama seluruh bangunan-bangunan lain dan rata dengan tanah.
Bahkan musibah itu menelan korban sedikitnya hingga 280.000 jiwa yang menjadi korban.
Lalu Asep juga dilaporkan hilang dalam musibah tersebut hingga disematkan gelar sebagai Abrip Anumerta Asep.
Ipda Safrizal pun membagikan momen sejumlah percakapan yang beredar di WhatsApp di saat Asep ditemukan di RSJ Aceh, pada Rabu (17/3/2021).
Menurutnya, awalnya sebuah pesan WhatsApp beredar di grup leting 351 Nusantara dengan kondisi orang tersebut dalam foto sedang berada di RSJ Banda Aceh yang dishare oleh anggota polisi yang dikenal sebagai Abu Iskandar, sekitar pukul 22.18 WIB Selasa (16/3/2021) malam.
Kemudian rekan-rekan leting 351 di grup itu berkomentar bahwa wajah orang tersebut tidak asing, sampai seorang anggota polisi Bahrul Walidin mengomentari di grup WA bahwa foto itu mirip Asep.
Selanjutnya Bahrul Walidin pun berusaha mencari foto-foto yang pernah dishare di facebook pada saat mengenang 16 Tahun Tsunami.
Lalu Bahrul mengambil foto Asep yang dianggap salah satu korban tsunami di facebook dan disandingkan dengan foto yang dishare di grup WA.
Hasilnya sangat mirip.
Kemudian dari berbagai komentar yang di peroleh baik di dalam grup maupun di grup Mako Brimob, ada ciri-ciri yang mengarah ke Bharaka Asep yang pada saat itu BKO di Pos Ujong Pancu Peukan Bada.
Pada tanggal 17 Maret 2021 pukul 09.00 WIB salah satu rekan leting 351 Bripka Indra Syaputra Banit Intelkam Polda Aceh, melakukan pengecekan ke RSJ dan dishare ke grup WA.
Kemudian lanjut Ipda Safrizal membacakan isi WhatsApp tersebut sekitar pukul 12.00 WIB Ipda Zulkarnel, SE (Kepala Polsubsektor Blangbintang Aceh Besar) mendatangi RSJ untuk ikut memastikan kebenaran orang tersebut apakah benar Asep yang dikenal atau bukan.
Menurut penuturan Ipda Zulkarnel, setelah melihat fisik dengan ciri-ciri yang disebutkan oleh abang kandung Asep dan sewaktu dirinya masih dipusat pendidikan (Pusdik) Brimob waktu Pendidikan, ternyata secara fisik hampir dipastikan bahwa orang dalam foto di RSJ tersebut adalah benar Asep.
“Tentu saat ini perasaaan haru para sahabat di Polda Aceh di saat ada informasi dari pihak Rumah Sakit Jiwa Aceh kalau salah satu pasiennya diduga adalah personil Polri,” kata Kapolsek Baitussalam ini.
Begitu mendengar itu Bripka Indra bersama rekan-rekannya langsung ke rumah sakit dan mendapati Asep sedang berada di tengah para pasien Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ).
“Pada saat mereka datang Abrip Asep tidak merespon dengan normal.
Hal itu bisa dimaklumi.
Sampai sejauh ini pihak rumah sakit telah mencocokan ciri fisik serta ciri lainnya dan mendekati ciri seorang Abrip Asep.
Kecocokan ini masih perlu koordinasi dengan pihak keluarganya di Palembang,” terang Safrizal seperti dikutip Serambinews.com.
Enam belas tahun 3 bulan Abrip Asep hilang dan dikabarkan sudah meninggal dunia akibat sapuan Tsunami Aceh 2004, kini ditemukan kembali sebagai seorang yang sempurna meski mengalami gangguan jiwa.
Rasa syukur pun tak henti-hentinya bagi Sang Khalik pemberi Kehidupan atas mukjizat ini.
Keluarga Besar Polri akan berbahagia atas informasi ini.
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul 17 Tahun Hilang Saat Tsunami Aceh dan Telah Bergelar Anumerta, Polisi Ini Ditemukan Menghuni RSJ