Tanding Gasing di Natuna, Tradisi Lama yang Terus Berputar Menyatukan Generasi

Pemkab Natuna menggelar Tanding Gasing antarkecamatan di Tugu Gasing sebagai upaya melestarikan warisan budaya daerah. Sebanyak 20 tim dari delapan kecamatan ikut serta dalam ajang yang menjadi simbol kekompakan dan kebanggaan masyarakat Natuna.
Pemkab Natuna menggelar Tanding Gasing antarkecamatan di Tugu Gasing sebagai upaya melestarikan warisan budaya daerah. Sebanyak 20 tim dari delapan kecamatan ikut serta dalam ajang yang menjadi simbol kekompakan dan kebanggaan masyarakat Natuna.

Warisan Budaya yang Tak Lekang oleh Zaman

Tanding gasing kembali memeriahkan Natuna. Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Natuna, Provinsi Kepulauan Riau, menggelar Tanding Gasing antarkecamatan sebagai bentuk nyata menjaga dan melestarikan warisan budaya daerah yang kian tergerus waktu.

Pertandingan berlangsung di kawasan Tugu Gasing itu menjadi bukti bahwa tradisi lama ini masih punya tempat istimewa di hati masyarakat. Kegiatan tersebut sepenuhnya menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Perubahan (APBD-P) tahun 2025.

Asisten I Bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Daerah Kabupaten Natuna, Khaidir, menegaskan bahwa kegiatan ini tidak sekadar kompetisi, tetapi juga ruang kebersamaan untuk merawat identitas daerah.

“Kami berterima kasih kepada seluruh peserta yang meluangkan waktu mengikuti pertandingan ini. Mereka bukan hanya bertanding, tetapi juga menjaga napas budaya kita,” ujar Khaidir penuh semangat.

Menurutnya, permainan gasing memiliki makna mendalam. Bukan hanya permainan rakyat, tetapi juga simbol kekompakan dan semangat juang masyarakat Natuna.

“Kami berharap tradisi ini terus hidup dengan cara mengenalkan dan mengajarkannya kepada generasi muda agar tidak hilang oleh zaman,” tambahnya.

Ajang Silaturahmi dan Kebanggaan Daerah

Ketua Pelaksana kegiatan, Herman, menjelaskan bahwa ada 20 tim dari delapan kecamatan yang turut ambil bagian dalam pertandingan kali ini. Kecamatan yang berpartisipasi meliputi Bunguran Timur, Bunguran Timur Laut, Bunguran Barat, Bunguran Utara, Bunguran Selatan, Pulau Laut, Pulau Tiga, dan Pulau Tiga Barat.

“Dari Bunguran Timur ada tiga tim, Bunguran Barat tiga tim, Bunguran Utara tiga tim, Pulau Laut tiga tim, Bunguran Selatan dua tim, Pulau Tiga tiga tim, dan Pulau Tiga Barat tiga tim. Totalnya 20 tim,” papar Herman.

Pertandingan berlangsung selama 10 hari, mulai 1 hingga 11 November 2025, dengan hari Jumat sebagai hari istirahat. Awalnya kegiatan ini pada Oktober, namun mundur karena kendala teknis.

Herman menambahkan, Tanding Gasing bukan sekadar adu kuat dan teknik. Lebih dari itu, kegiatan ini menjadi ajang silaturahmi dan wujud kecintaan masyarakat Natuna terhadap budaya lokal.

“Melalui gasing, kita mempererat persaudaraan sekaligus menumbuhkan rasa bangga terhadap warisan budaya yang menjadi identitas daerah kita,” ujarnya.

Gasing, Simbol Keteguhan dan Kebersamaan

Bagi masyarakat Natuna, gasing bukan sekadar permainan. Setiap putaran gasing yang beradu di atas tanah membawa pesan tentang keteguhan, ketelitian, dan kekompakan. Tradisi ini diwariskan turun-temurun dan kini dihidupkan kembali lewat ajang kompetisi yang membanggakan.

Dengan dukungan penuh pemerintah daerah dan antusiasme masyarakat, Tanding Gasing Natuna diharapkan menjadi agenda tahunan yang mampu menarik minat wisatawan serta memperkenalkan kekayaan budaya Kepulauan Riau ke dunia luar.

Karena di setiap denting suara gasing yang berputar, tersimpan semangat masyarakat Natuna untuk terus melestarikan budaya — agar tidak berhenti di generasi ini, melainkan terus berputar di tangan generasi berikutnya.

Sumber: Antara