Doa di Kertas HVS, Sapi Kurban Presiden untuk Warga Tanjungpinang, Bernama Jearsen

BATAMCLICK.COM: Di sebuah kandang sederhana di Kampung Sidomulyo, Tanjungpinang Timur, seekor sapi gagah berwarna cokelat berdiri tenang. Bobotnya hampir satu ton, dan namanya—Jearsen—mengandung cerita yang tak kalah istimewa dari ukurannya. Ia bukan sembarang sapi. Ia adalah hewan kurban pilihan Presiden Prabowo Subianto untuk Hari Raya Iduladha 1446 Hijriah/2025 di Kota Tanjungpinang, Kepulauan Riau.

Sang pemilik ternak, Jefrizal, menyebut nama itu dengan bangga. “Dulu ada anak PKL dari Dabo, Lingga, namanya Jearsen. Dia rajin, sopan, tampan juga. Jadi saya kasih nama itu ke sapi ini. Biar ikut tampan dan gagah seperti dia,” ujarnya sambil tersenyum mengenang.

Tak banyak yang tahu bahwa di balik terpilihnya sapi ini sebagai hewan kurban Presiden, ada doa yang digantung diam-diam di kandang. Di atas selembar kertas HVS, Jefrizal menuliskan harapannya: “Semoga sapi ini bisa jadi sapi kurban Presiden 2025. Aamiin.”

BACA JUGA:  Bakamla evakuasi nelayan alami kecelakaan di perairan Batu Berhenti

Doa itu menggantung di sana, diterpa angin, dilihat sapi-sapi yang ia rawat saban hari, dan diaminkan langit dengan caranya sendiri.

Dari Lampung ke Sidomulyo

Sapi bernama Jearsen ini bukan sembarang sapi. Ia berasal dari jenis Limousin Cross, salah satu ras unggul yang terkenal dengan ukuran dan kualitas dagingnya. Ia didatangkan dari Lampung, dan saat ini menikmati perawatan penuh cinta di peternakan Eza Mandiri, milik Jefrizal.

“Bobotnya 916 kilogram. Waktu tim dari Sekretariat Negara datang pada 21 Mei lalu, langsung negosiasi dan sepakat dibeli Rp86 juta, belum termasuk pajak,” ujar Jefrizal, matanya berbinar.

Meski telah menjadi sapi kurban Presiden, tak ada perlakuan istimewa yang berlebihan. Jearsen tetap diperlakukan layaknya sapi lainnya, dimandikan rutin, diberi makan rumput dan konsentrat—dengan porsi sedikit lebih banyak karena bobotnya.

BACA JUGA:  Pemprov Kepri Minta Bandara Hang Nadim Segera Siapkan Fasilitas TCM

“Rumputnya minimal 10 persen dari berat badannya, ditambah konsentrat 2 persen. Kami juga beri cacahan ubi, dedak, ampas tahu, dan jagung,” ungkapnya menjelaskan detail pakan yang disusun untuk mempercepat pembentukan daging.

Hadiah Terindah Setelah Puluhan Tahun Beternak

Bagi Jefrizal, terpilihnya sapi miliknya sebagai hewan kurban Presiden adalah sebuah pencapaian luar biasa. Ia tak menyangka, puluhan tahun kerja kerasnya di kandang ternak bisa membuahkan pengakuan sebesar ini.

“Saya sangat bahagia dan bangga. Ini bukan cuma tentang uang, tapi tentang penghargaan. Rasanya seperti mimpi,” ujarnya haru.

Lebih dari itu, momen ini telah menyuntikkan semangat baru. “Ini jadi motivasi buat saya dan semua peternak di Kepri. Bahwa mimpi peternak juga bisa besar, selama kita percaya dan terus berusaha.”

BACA JUGA:  Saat Kecerdasan Buatan Makin Cerdas

Memberi Harapan Lewat Ternak

Kini, di kandang Eza Mandiri, tak hanya Jearsen yang menunggu hari pengantaran ke Masjid Nurul Iman, Bukit Cermin, tempat pemotongan akan dilaksanakan. Ada ratusan sapi lain yang siap dikurbankan oleh para pembeli. Dari jenis Limousin, Simental, hingga Sapi Bali, semua dirawat dengan tangan terampil dan penuh dedikasi.

Usaha ternak ini pun telah membuka lapangan pekerjaan bagi belasan orang, termasuk anak-anak muda yang dulunya PKL dan kini ikut tumbuh bersama Eza Mandiri.

“Anak-anak muda butuh diberi kepercayaan. Siapa tahu, dari sini nanti akan lahir peternak-peternak besar berikutnya,” ucap Jefrizal, menatap kandangnya dengan harapan.
Sumber: Antara