BATAMCLICK.COM: PT PLN Batam bersama PT Ciba Vision Batam (Alcon Batam) menggelar seminar dan edukasi lingkungan dalam rangka memperingati Hari Bumi 2025 bertema Our Planet, Our Future pada Selasa (22/4). Kegiatan ini berlangsung secara luring dan daring dari Kantor Alcon di kawasan Batamindo Industrial Park, Muka Kuning.
PLN Batam tampil sebagai narasumber utama dengan membagikan strategi dan inovasi dalam penerapan energi hijau di lingkungan industri, khususnya sektor manufaktur. Diskusi juga membahas efisiensi energi, pemanfaatan energi ramah lingkungan, serta tantangan dan peluang dalam mewujudkan operasional berkelanjutan.
Mewakili manajemen PLN Batam, Sekretaris Perusahaan Zulhamdi menyampaikan apresiasi atas kepercayaan Alcon Batam dalam kerja sama ini. Ia menyebut Alcon merupakan salah satu perusahaan yang terdepan dalam implementasi energi bersih demi mencapai target penurunan emisi karbon.
“Sejak 2021, PLN Group telah berkomitmen mencapai net zero emission pada 2060. Jika pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan tetap berbasis pembangkit fosil, emisi karbon bisa mencapai lebih dari satu miliar ton CO2. Namun dengan transisi energi, puncak emisi akan terjadi pada 2030 dan terus turun hingga net zero di 2060,” jelas Zulhamdi.
Ia menambahkan, pada 2030 nanti, PLN menargetkan peningkatan bauran Energi Baru Terbarukan (EBT) sebesar 30 persen dan penurunan kapasitas pembangkit berbahan bakar fosil hingga 70 persen.
“Perubahan besar memang penting, tapi aksi kecil dari individu juga berdampak besar. Mematikan lampu yang tidak digunakan, mencabut perangkat listrik, dan memaksimalkan sinar matahari adalah langkah sederhana yang bisa menyelamatkan bumi,” ujar Zulhamdi.
General Manager Alcon Batam, Say Jin Lim, mengajak seluruh pihak memulai dari diri sendiri untuk mengurangi emisi karbon, seperti menghemat energi, menggunakan transportasi ramah lingkungan, serta menerapkan pola konsumsi yang lebih bijak.
“Bumi yang sehat dan indah adalah warisan terbaik untuk anak cucu kita. Alcon Batam mendukung penuh kebijakan ramah lingkungan demi menjaga keseimbangan ekologi dan pelestarian sumber daya alam untuk generasi kini dan mendatang,” kata Lim.
Ia juga menegaskan bahwa penggunaan energi hijau memberikan kontribusi nyata dalam menurunkan emisi CO2 dari aktivitas sehari-hari.
Hari Bumi pertama kali diperingati pada 22 April 1970 sebagai bentuk respons terhadap meningkatnya polusi dan kerusakan lingkungan. Seiring waktu, peringatan ini berkembang menjadi gerakan global. Pada 2009, Majelis Umum PBB menetapkan 22 April sebagai International Mother Earth Day dan mengakui pentingnya menjaga keberlangsungan ekosistem bumi.
Peringatan ini menjadi momentum global untuk mengingatkan umat manusia agar bertanggung jawab dalam menjaga kelestarian bumi dan lingkungan hidup.(lilis)