Badan Pengusahaan (BP) Batam terus berbenah di berbagai lini pembangunan untuk mengembangkan Kota Batam yang semakin modern dan maju.
Kepala BP Batam, Muhammad Rudi, terus mendorong percepatan pembangunan infrastruktur dan peningkatan efisiensi seluruh pelayanan yang ada di lingkungan BP Batam.
Setelah mengembangkan bandara dan pelabuhan, BP Batam kini fokus pada peningkatan tata kelola manajemen Rumah Sakit BP Batam (RSBP), yang merupakan salah satu Badan Usaha di lingkungan BP Batam.
RSBP Batam merupakan rumah sakit pionir di Batam yang telah dibangun sejak 1971. Awalnya sebagai Poliklinik Pertamina, kemudian menjadi RS Tipe C pada 11 Agustus 1983, dan naik menjadi Tipe B pada 2 Mei 2002. Pada Desember 2018, RSBP Batam berubah status menjadi rumah sakit pemerintah yang berada di bawah kementerian lainnya.
Di bawah kepemimpinan Kepala BP Batam, Muhammad Rudi, pada Mei 2019, RSBP Batam resmi mengoperasikan gedung baru yang megah dengan fasilitas lengkap.
Kepala Biro Humas, Promosi, dan Protokol, Ariastuty Sirait, menjelaskan bahwa dengan fasilitas modern yang tersedia, BP Batam terus berupaya meningkatkan mutu pelayanan, tata kelola manajemen, penertiban administrasi, etos budaya kerja, dan kompetensi SDM profesional.
“BP Batam tidak akan menjual atau melepas Rumah Sakit BP Batam. Kami justru tengah melakukan perbaikan manajemen dan tata kelola administrasi untuk mengefisienkan Rumah Sakit BP Batam, tanpa mengurangi fasilitas pelayanan bagi masyarakat,” kata Tuty, sapaan akrab Ariastuty.
Tuty juga menegaskan bahwa fasilitas BPJS akan tetap ada untuk melayani kebutuhan masyarakat Kepulauan Riau (Kepri). Kerja sama dengan pihak swasta dan rumah sakit internasional merupakan bagian dari komitmen BP Batam untuk meningkatkan kualitas pelayanan dan SDM tenaga kesehatan (Nakes) yang mumpuni, seiring dengan penyediaan peralatan medis yang lebih lengkap.
Meskipun kerja sama tersebut berlangsung, pelayanan BPJS kepada masyarakat, khususnya masyarakat menengah ke bawah, tidak akan berkurang.
“RSBP Batam akan tetap memberikan layanan BPJS kepada masyarakat dengan pelayanan yang lebih baik, murah, serta didukung fasilitas dan tenaga kesehatan terbaik,” ujar Tuty.
Saat ini, konkretisasi kerja sama dengan pihak swasta dan rumah sakit internasional masih terus dibahas di level lebih tinggi, dengan tujuan mengakomodasi SDM yang ada saat ini, namun dengan mutu dan etos kerja yang lebih baik.
“Seperti halnya di bandara dan pelabuhan, kerja sama yang kami lakukan didasari komitmen untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat melalui manajemen baru, yang mencakup budaya, etos kerja, tata tertib administrasi, dan manajemen rumah sakit yang lebih profesional,” pungkasnya.
(*)