Kemenkes: Pemberdayaan lansia penting seiring naiknya harapan hidup

BATAMCLICK.COM : Direktur Kesehatan Usia Produktif dan Lanjut Usia Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Nida Rohmawati mengatakan seiring peningkatan usia harapan hidup dan Indonesia memasuki periode aging population, mewujudkan warga lanjut usia (lansia) yang sehat berperan optimal menjadi penting.

“Berdasarkan sensus penduduk tahun 2023 persentase penduduk lansia adalah sebesar 11,75 persen dan jumlah ini diprediksi akan meningkat menjadi hampir 20 persen dari total penduduk Indonesia di tahun 2045,” kata Nida dalam Webinar “Hari Lanjut Usia Nasional Tahun 2024: Combating Ageism” yang disiarkan di Jakarta, Jumat.

BACA JUGA:  Megawati sebut PPP, Hanura, dan Perindo tetap setia dengan PDIP

Dia menjelaskan saat ini terdapat sekitar 28,9 juta lansia di Indonesia dan diperkirakan akan mencapai lebih dari 50 juta orang pada tahun 2045.

Menurutnya, proses penuaan mengakibatkan lansia mengalami kemunduran fisik dan mental, sehingga rentan dengan berbagai masalah kesehatan. Mereka, lanjutnya, juga sering mengalami komorbiditas atau komplikasi penyakit.

“Selain itu dampak perubahan demografi dengan bertambahnya jumlah lansia adalah keterbatasan akses lansia terhadap sumber daya dasar yang diperlukan untuk menikmati hidup yang bermartabat, serta hambatan berpartisipasi dalam berbagai kegiatan masyarakat,” katanya.

BACA JUGA:  Fokus pada Kolaborasi dan Inovasi Teknologi, SKK Migas Gelar Pre IOG SCM & NCB Summit 2024 di Batam

Oleh karena itu, kata dia, perlu kolaborasi multi-pihak guna menangani masalah tersebut agar lansia yang ada dapat hidup sehat mandiri, aktif, dan produktif.

“Secara global PBB telah mencanangkan Decade of Healthy Aging tahun 2021 sampai 2030 yang merupakan strategi utama untuk membangun masyarakat dari berbagai usia,” katanya.

Dia menyebut inisiatif global itu menyatukan upaya pemerintah, masyarakat sipil, lembaga internasional, tim profesional, akademisi, media, dan pihak swasta, untuk meningkatkan kehidupan para lansia, keluarganya, serta dan komunitasnya.

Ia mengatakan inisiatif itu meliputi empat aksi. Pertama, menangkal isu ageism atau pola pikir dan tindakan terhadap orang lain berdasarkan persepsi mengenai usia.

BACA JUGA:  Kalau Belum Divaksin Jangan Coba-Coba jadi Panitia Qurban!

Kedua, lingkungan yang ramah lansia. Ketiga, pelayanan terintegrasi bagi lansia dan keempat berupa perawatan jangka panjang bagi lansia.

Indonesia, kata Nida, telah mengadaptasi pelayanan terintegrasi bagi lansia melalui Skrining Kesehatan Lansia Sederhana atau SKILAS.

Sumber : Antara