BATAMCLICK.COM: Batam tengah menghadapi situasi darurat terkait Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ). Ketua Yayasan Batam Peduli, Atiqullah, mengungkapkan bahwa jumlah ODGJ di Batam jauh lebih besar dari data yang dirilis Dinas Sosial, yaitu sebanyak 141 orang sepanjang 2024.
“ODGJ di Batam sangat banyak. Kalau tidak percaya, coba saja keluar rumah dan lihat di jalan-jalan ramai. Anda pasti akan menemui mereka,” ujar Atiqullah, yang akrab disapa Atiq, saat diwawancarai.
Yayasan Batam Peduli Kekurangan Relawan
Sebagai yayasan yang fokus menangani ODGJ, Batam Peduli menerima dua hingga tiga laporan setiap harinya dari masyarakat tentang keberadaan ODGJ di sekitar mereka. Namun, Atiq menekankan bahwa pihaknya menghadapi keterbatasan, terutama dalam hal jumlah relawan, terutama relawan perempuan.
“Jumlah ODGJ perempuan lebih banyak dibandingkan laki-laki. Yang menyedihkan, banyak dari mereka menjadi korban kekerasan seksual. Bahkan, kami sering menemukan ODGJ perempuan yang sedang hamil,” jelasnya.
Atiq mengajak kaum perempuan untuk bergabung menjadi relawan, khususnya dalam menangani ODGJ perempuan. “Mari kita bersama-sama peduli. Mereka juga manusia yang butuh perhatian dan perlakuan manusiawi,” ajaknya.
ODGJ Rentan Menjadi Korban Kejahatan

Atiq juga mengungkapkan bahwa selain kekerasan seksual, ODGJ sering menjadi korban perampokan dan penganiayaan. Ia mengimbau masyarakat agar tidak memberikan uang langsung kepada ODGJ.
“Kalau mau membantu, lebih baik belikan makanan seperti roti atau nasi. Memberikan uang hanya membuat mereka semakin rentan menjadi korban kejahatan,” kata Atiq.
Prosedur Penanganan yang Rumit
Salah satu kendala besar dalam penanganan ODGJ di Batam adalah prosedur yang berbelit-belit. Rumah Sakit Jiwa di Bintan, misalnya, tidak menerima pasien tanpa BPJS.
“Kami kesulitan mengurus BPJS karena tidak tahu identitas mereka, sementara mereka juga bukan keluarga kami. Kalau ada keluarganya, tentu lebih mudah,” keluh Atiq.
Ia berharap pemerintah, terutama Rumah Sakit Jiwa, dapat lebih fleksibel menerima pasien ODGJ, baik yang memiliki BPJS maupun tidak. “Mereka membutuhkan perawatan agar dapat sembuh dan tidak lagi berkeliaran di jalan,” tambahnya.
Penyebab dan Harapan untuk ODGJ
Menurut Atiq, ODGJ di Batam umumnya merupakan warga lokal yang mengalami tekanan hidup seperti masalah pekerjaan, keluarga, atau percintaan, sehingga akhirnya mengalami gangguan jiwa.
“Mereka adalah bagian dari kita, warga Batam dan Kepri. Mungkin mereka sebenarnya terdaftar di BPJS, tapi kita tidak memiliki akses terhadap data mereka,” ungkapnya.
Atiq menegaskan bahwa ODGJ bisa pulih dengan penanganan yang tepat. Beberapa orang yang ditangani oleh yayasannya bahkan sudah kembali hidup normal dan berbaur dengan masyarakat.
“Kami membutuhkan lebih banyak orang yang peduli, shelter, serta relawan yang memahami cara menangani mereka dengan baik. Mereka juga manusia, hanya saja saat ini sedang menghadapi tantangan besar dalam hidupnya,” tutup Atiq penuh harap.
Nah, jika Anda ingin berpartisipasi dalam kerja sosial ini, dapat menghubungi Atiqullah di nomor telepon 0813-7234-8777.(bos)