Layanan Medis Kejiwaan RSJKO Engku Haji Daud

BATAMCLICK.COM : Sejak diresmikan oleh Gubernur Kepulauan Riau pada 7 Juni 2024 lalu, ruang rawat inap Griya Flamboyan RSJKO Engku Haji Daud telah banyak menerima pasien.

Masing-masing ruangan untuk pasien laki–laki dan perempuan dipisah. Selain 22 tempat tidur untuk laki-laki dan 22 bed untuk perempuan, disini juga terdapat ruang isolasi, observasi, ruang makan, ruang rekreasi dan bangsal.

Sementara untuk menjaga kebugaran dalam proses penyembuhan, seluruh pasien diwajibkan mengikuti senam yang rutin dilakukan setiap pagi hari. Mereka mengikuti gerakan perawat yang menjadi instruktur, dengan iringan musik ceria. Rutinitas seperti ini, diikuti dengan gembira oleh seluruh pasien.

Dengan kondisi demikian, perawat RSJKO dituntut serba bisa dalam menghadapi pasien kejiwaan, dengan latar belakang yang berbeda-beda.

BACA JUGA:   Wali Kota Dikenal Luas Sebagai Pemimpin Peduli Masjid

“Menjadi tenaga medis di rumah sakit seperti ini harus serba bisa. Kadang mereka harus bisa jadi tukang cukur juga. Kalau hanya menjadi instruktur senam itu hal biasa” tutur Asep Guntur Sapari, Direktur RSJKO Engku Haji Daud.

Selain menjaga ketahanan fisik, dalam proses penyembuhan orang dengan gangguan jiwa sangat penting dibekali dengan bantuan spiritual. Tujuannya adalah untuk dapat menimbulkan rasa optimis dan sabar.

“Peran seorang pembina rohani sangat diperlukan untuk menunjang keberhasilan medis bagi kesembuhan pasien disini” tambahnya.

Untuk layanan tersebut harus dikerjakan secara terpadu, agar diperoleh hasil yang baik yaitu menolong dan membina manusia seutuhnya sesuai fitrah sebagai manusia.

BACA JUGA:   Benitez Jadi Kandidat Utama Manajer Baru Everton

Setelah masalah fisik dan mental mendapat perhatian, secara berkala dokter di RSJKO akan melakukan pengecekan. Setiap pasien akan mendapat kunjungan dokter setiap harinya sekitar pukul 10 pagi. Saat itulah, dokter akan memastikan kondisi kesehatan dan emosional pasien.

“Setiap pasien akan dilakukan pemeriksaan menyeluruh, kami akan melihat respon atas pertanyaan yang kami sampaikan. Jika pasien mampu merespon dengan baik, mereka dianggap sudah mulai membaik” ujar Dokter Deo Putra.

“Tapi kalua pasien lebih banyak diam, kami akan kembalikan lagi ke ruangan asal dan diberikan obat injeksi” tambahnya.

Selain itu kunjungan dokter juga untuk melihat perkembangan pasien secara subjektif dan objektif. Untuk melihat keluhan yang dialami pasien serta memastikan masih ada halusinasi atau tidak.

BACA JUGA:   Linmas Pemerkosa Gadis Tunarungu Belum Ditangkap, Keluarga Akan Adukan ke Komnas Perempuan

Meski sulit memahi pasien ODGJ, Dokter Deo Purba meminta keluarga untuk bersabar dan mau memahami kondisi mereka. Setidaknya mereka harus didengarkan isi hatinya agar tidak marah saat memikirkan masalah yang dihadapi.

“Seringnya terjadi kesalahan komunikasi akan membuat pasien ODGJ marah – marah, dan biasanya keluarga menganggap penyakitnya kambuh lagi” tambahnya.

Untuk mencapai kesembuhan, pasien ODGJ memerlukan keteraturan atau kepatuhan berobat, baik obat jiwa jangka pendek dan jangka Panjang. Hal itu merupakan strategi membantu dalam mencegah kekambuhan yang dapat menjadikan perilaku agresif.

“Untuk obat harus teratur, kalau tidak hasil pengobatan kurang optimal” pungkas Dokter Deo.(Advertorial)