BATAMCLICK.COM: Suasana pagi di halaman Masjid At-Taubah, Rumah Tahanan Negara (Rutan) Kelas I Tanjungpinang, terasa lebih hangat dan penuh harap. Suara takbir menggema, menandai momen istimewa Idul Adha 1446 Hijriah. Di balik tembok tinggi dan jeruji besi, 15 ekor hewan kurban – enam sapi dan sembilan kambing – disembelih sebagai simbol pengorbanan dan kasih sayang.
Kepala Rutan Kelas I Tanjungpinang, Alanta Imanuel Ketaren, menyampaikan rasa syukur dan terima kasih kepada para donatur yang telah berkontribusi. “Hewan kurban ini berasal dari sumbangan berbagai pihak, baik internal jajaran rutan maupun para dermawan di luar yang peduli dengan pembinaan di sini,” ujar Alanta, Jumat.
Pemotongan hewan kurban ini menjadi lanjutan dari pelaksanaan Salat Idul Adha yang digelar di pagi hari. Bukan hanya seremonial semata, kegiatan ini menjadi sarana pembinaan keagamaan dan sosial bagi warga binaan pemasyarakatan (WBP).
“Melalui kurban ini, kami ingin menanamkan nilai-nilai keikhlasan, pengorbanan, dan kepedulian sesama. Ini adalah bagian dari pembinaan rohani yang kami terapkan di lingkungan Rutan Tanjungpinang,” tambah Alanta.
Suasana sakral itu diwarnai oleh kebersamaan. Para petugas rutan dan perwakilan warga binaan, yang sudah ditunjuk dan memiliki keterampilan khusus, terlibat langsung dalam proses penyembelihan dan pengolahan daging kurban. Semua dilakukan di bawah pengawasan ketat demi menjamin keamanan dan kelancaran.
Prosesnya dimulai dengan penyembelihan yang dilakukan secara hati-hati, lalu daging kurban ditimbang, dikemas, dan didistribusikan dengan merata. Tak hanya untuk warga binaan dan petugas rutan, tetapi juga bagi masyarakat sekitar yang berhak menerima.
“Ini bukan hanya tentang berbagi daging kurban. Lebih dari itu, ini tentang menumbuhkan rasa persaudaraan dan harapan di balik jeruji,” kata seorang warga binaan yang terlibat.
Kegiatan kurban di Rutan Tanjungpinang ini berlangsung aman dan tertib, berkat dukungan pengamanan dari anggota Polsek Tanjungpinang Barat dan anggota Koramil 0315-01/Tanjungpinang.
Di tengah keterbatasan ruang gerak, nilai-nilai kemanusiaan dan iman tetap tumbuh subur. Dari balik jeruji, secercah harapan dan kehangatan Idul Adha terpatri, mengingatkan bahwa kebaikan selalu menemukan jalannya – bahkan di tempat yang mungkin tak pernah kita bayangkan.
Sumber: Antara
