BATAMCLICK.COM: Pukul 7.15 WIB, Kamis (27/5/2021) Saya sudah masuk ke areal Pelabuhan Domestik Telaga Punggur, Batam, Kepulauan Riau.
Setelah parkir mobil, saya pun naik lift langsung ke lantai 3, tempat loket pembelian tiket.
Ya saya harus ke Tanjungpinang pagi ini, ada pekerjaan yang tak bisa diwakilkan.
Keluar dari lift, saya lihat konter tiket masih tutup, saya tanya ke karyawannya, sebentar lagi baru buka, tapi kapal baru berangkat nanti jam 8.45 WIB.
Melirik ke kiri ada warung kopi Morning Bakery, tapi baru dua langkah menuju itu, saya sadar, kalau saya sedang puasa, ops … Untung diberi kesadaran.
Langsung saya balik kanan dan duduk sejenak di kursi ruang tunggu lantai 3 itu.
Saya perhatikan orang sudah mulai mengatre di loket Fery Marina, walau pun loket itu masih tutup.
Di tangan mereka memegang secarik kertas putih ukuran A4 yang dilipat dua.
Saya langsung nebak saja dalam hati, itu pasti kertas hadil GeNose.
Saya langsung bangkit dan menuju ke tempat pemeriksaan GeNose.
Ya sejak 18 Mei 2021 sampai batas waktu yang belum ditentukan, Gubernur Kepri, Ansar Ahmad sudah mewajibkan setiap orang yang ingin berpergian antar kabupaten kota se Kepri, wajib mengantongi hasil tes GeNose Negatif Covid 19.
Saya pun jalani tes, tidak antre seperti awal-awal kemarin. Saya berada di urutan ketiga, dan hanya sekitar 5 menit menunggu, saya sudah dipanggil, lalu diminta untuk tiup kantong plastik.
Sebenarnya agak jijik, ya, saya ingat itu mirip dengan kantong plastik keteter yang menampung urin atau pipis pasien. Tapi tentu ini kantong yang baru, bukan yang bekas.
Setelah tiup, serahkan ke petugas, saya duduk sekitar 3 menitan, lalu dipanggil kembali dan diserahkan hasil tes itu.
Jujur saya tak lihat, petugas minta saya ke receptionis untuk melapor, agak deg degkan, karena ketakutan saya, takut kalau hasinya Positif.
Ternyata di receptionis baru saya terlihat, hasilnya Negatif. Dan disitu hanya diberi cap serta tanggal.
Saya kemudian ke loket tiket. Saya pikir saat beli tiket ditanya hasil GeNose. Ternyata tidak. Petugas tiket hanya tanya ada uang pas tidak. Saya jawab tidak.
Sepanjang jalan menuju lantai 2 saya heran-heran, koq beli tiket tak diminta hasil GeNose?
Ah, mungkin nanti pas di gerbang elektronik lantai dua baru diminta.
Melewati petugas di mesin X Ray pun lempang-lempang saja, barang tente ga saja yang masuk dalam mesin x ray, hape, tas tangan, dompet nggak perlu. Nggak seketat bandara lah.
Nah, pas di gerbang elektronik tak ada penjaga, kita tempelkan sendiri bording pas kita ke alat scaner lalu gerbang terbuka.
Lagi-lagi saya bertanya dalam hati. Ini hasil Tes GeNose dilihatkan kapan?
Mungkin saat naik kapal, karena pemilik kapal maupun syahbandar pasti berkewajiban juga untuk mencegah penyebaran covid 19.
Sampai di ponton, kapal sudah ada dan diperbolehkan masuk
Juga tak diminta hasil GeNose, yang diminta hanya tiket.
Ah mungkin nanti ditanya saat sampai di pelabuhan Tanjungpinang. Duga saya.
Eh, sampai Pelabuhan Tanjungpinang juga tak diminta, malah pengisian aplikasi EHC yang discan.
Terus untuk apa saya tes GeNose. Pengawasan di Pelabuhan Punggur yang sangat longgar itu, memungkinkan siapa saja tanpa mengantongi hasil Negatif Tes GeNose untuk beli tiket dan nyebrang ke Tanjungpinang.
Saya hanya sedih ketika membaca Gubernur Kepri samapi mengeluarkan Instruksi tentang penanganan dan pencegahan covid 19, hingga ke tingkat RT dan RW yang terbawah.
Begitu juga dengan Walikota Batam yang mengeluarkan Surat Edaran tentang pembatasan kegiatan warga.
Tentu Instruksi dan Surat Edaran tersebut membutuhkan pemikiran yang berat dalam membuatnya.
Walikota Batam yang juga Kepala BP Batam pasti harus melawan egonya sendiri dalam mengeluarkan Edaran.
Ego yang menginginkan Batam Baik Baik saja sehingga investasi kembali masuk tanpa henti, wisatawan terus berdatangan silih berganti.
Tapi nampaknya covid ini masih cukup panjang, karena kurang seriusnya pengawasan di bawah….
Semoga kita semua terhindar dari wabah mematikan ini.
Catatan Novianto
Pemimpin Redaksi Batamclick.com