BATAMCLICK.COM: Pengguna rokok elektrik atau vape di Batam boleh sedikit lega. Hingga saat ini, belum ditemukan kasus kanker paru-paru yang secara langsung disebabkan oleh penggunaan rokok elektrik.
Hal ini disampaikan oleh Dr. Muhammad Redzwan, Sp.P, dokter spesialis paru dan pernapasan dari Johor Specialist Hospital (KPJ) Johor, Malaysia, saat berada di Batam.
Menurut Dr. Redzwan, meskipun belum ada bukti kuat yang mengaitkan rokok elektrik dengan kanker paru-paru, bukan berarti produk ini aman sepenuhnya.
“Rokok elektrik masih tergolong baru. Jadi, efek jangka panjangnya belum sepenuhnya terdeteksi. Selama ini, pasien kanker paru-paru mayoritas berasal dari perokok aktif rokok tembakau selama bertahun-tahun. Sementara penggunaan vape baru sekitar lima tahun,” jelasnya.
Ia menegaskan, baik rokok tembakau maupun rokok elektrik sama-sama mengandung nikotin yang berbahaya bagi kesehatan. Karena itu, masyarakat Batam diimbau untuk menghindari semua jenis rokok.
“Sama-sama mengandung nikotin, jadi tetap berisiko. Rokok elektrik bukan solusi aman,” tegasnya.
Dr. Redzwan juga mencatat bahwa kasus kanker paru-paru yang banyak ia tangani saat ini berasal dari faktor keturunan. Terutama terjadi pada perempuan usia 45–60 tahun yang tidak memiliki riwayat merokok, namun memiliki anggota keluarga dengan penyakit serupa.
“Banyak pasien perempuan yang tidak pernah merokok, tapi memiliki riwayat keluarga dengan kanker paru-paru. Faktor genetik menjadi penyebab utamanya,” ujarnya.
Ia mengingatkan masyarakat Batam untuk segera melakukan pemeriksaan jika mengalami gejala seperti napas pendek, tubuh cepat lelah, berat badan turun drastis, atau merasa lesu tanpa sebab yang jelas.
“Jika napas terasa pendek, tubuh melemah, dan berat badan turun mendadak, segera lakukan pemeriksaan menyeluruh. Bisa jadi itu gejala awal kanker paru-paru,” imbaunya.
Deteksi dini, menurutnya, menjadi kunci utama dalam meningkatkan keberhasilan pengobatan kanker paru-paru.
“Semakin awal dideteksi, semakin besar peluang untuk sembuh. Jangan tunggu hingga memasuki stadium lanjut, karena penanganannya akan lebih sulit,” tutup Dr. Redzwan.(bos)